Dampak Buruk Perang Rusia-Ukraina Terhadap Amerika Serikat, Waspada!
Selasa, 21 Februari 2023 - 16:31 WIB
JAKARTA - Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung hampir setahun penuh. Sejak invasi yang dilakukan Moskow pada 24 Februari 2022, tampaknya sampai saat ini belum muncul tanda-tanda kedua belah pihak akan segera menghentikan konfliknya.
Pada dampak yang ditimbulkan akibat perang ini, ternyata tak hanya Rusia maupun Ukraina yang terkena imbasnya. Lebih luas, cakupan dampaknya juga menimpa negara-negara lain, termasuk di antaranya adalah Amerika Serikat.
Mengutip laman The New Yorker, Selasa (21/2/2023), saat pertama kali Vladimir Putin mengumumkan invasinya ke Ukraina, banyak ahli yang meremehkan implikasinya terhadap ekonomi AS yang sebelumnya tengah berada dalam momentum besar.
Baca juga : Waspadai Dampak Ekonomi Perang Rusia-Ukraina
Akan tetapi, tak lama setelahnya justru muncul penilaian ulang. Dalam hal ini, mereka mulai menemukan fakta bahwa terdapat pengaruh dari konflik Rusia-Ukraina untuk jalannya ekonomi AS.
Negeri Paman Sam sejatinya telah menanggapi agresi Putin dengan pemberlakukan sanksi ekonomi. Namun, perang telah membuat kenaikan harga minyak dengan kemungkinan harga yang lebih mahal lagi ke depannya.
American Automobile Association bahkan kala itu menyebut bahwa terjadi kenaikan harga gas melebihi tujuh dolar di beberapa bagian California. Biaya energi yang mahal ini turut berkontribusi pada peningkatan inflasi harga konsumen secara keseluruhan.
Sebagai dampaknya, bisa terlihat pada awal konflik Rusia-Ukraina terjadi lonjakan harga bensin di Amerika Serikat yang pada keberlanjutannya mengantarkan inflasi menjadi lebih besar lagi.
Lebih lanjut, New York Times menyampaikan bahwa meski impor AS terhadap Rusia relatif kecil, terdapat masalah lain yang bisa muncul. Kegentingan komoditas yang disebabkan perang bisa memicu efek lanjutan berupa peningkatan harga.
Pada dampak yang ditimbulkan akibat perang ini, ternyata tak hanya Rusia maupun Ukraina yang terkena imbasnya. Lebih luas, cakupan dampaknya juga menimpa negara-negara lain, termasuk di antaranya adalah Amerika Serikat.
Mengutip laman The New Yorker, Selasa (21/2/2023), saat pertama kali Vladimir Putin mengumumkan invasinya ke Ukraina, banyak ahli yang meremehkan implikasinya terhadap ekonomi AS yang sebelumnya tengah berada dalam momentum besar.
Baca juga : Waspadai Dampak Ekonomi Perang Rusia-Ukraina
Akan tetapi, tak lama setelahnya justru muncul penilaian ulang. Dalam hal ini, mereka mulai menemukan fakta bahwa terdapat pengaruh dari konflik Rusia-Ukraina untuk jalannya ekonomi AS.
Negeri Paman Sam sejatinya telah menanggapi agresi Putin dengan pemberlakukan sanksi ekonomi. Namun, perang telah membuat kenaikan harga minyak dengan kemungkinan harga yang lebih mahal lagi ke depannya.
American Automobile Association bahkan kala itu menyebut bahwa terjadi kenaikan harga gas melebihi tujuh dolar di beberapa bagian California. Biaya energi yang mahal ini turut berkontribusi pada peningkatan inflasi harga konsumen secara keseluruhan.
Sebagai dampaknya, bisa terlihat pada awal konflik Rusia-Ukraina terjadi lonjakan harga bensin di Amerika Serikat yang pada keberlanjutannya mengantarkan inflasi menjadi lebih besar lagi.
Lebih lanjut, New York Times menyampaikan bahwa meski impor AS terhadap Rusia relatif kecil, terdapat masalah lain yang bisa muncul. Kegentingan komoditas yang disebabkan perang bisa memicu efek lanjutan berupa peningkatan harga.
tulis komentar anda