Intip Kinerja Manufaktur di Dua Ekonomi Terbesar Asia, Siapa Juaranya?
Senin, 06 Maret 2023 - 15:34 WIB
BEIJING - Kinerja manufaktur di dua ekonomi terbesar Asia bertolak belakang setelah pandemi Covid-19. Aktivitas pabrik di China berdasarkan data resmi menunjukkan perkembangan pesat bulan lalu, untuk berada dalam laju tercepat lebih dari satu dekade.
Namun, di Jepang aktivitas manufaktur menyusut pada Februari 2023, menjadi kemerosotan terdalam lebih dari dua tahun. Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia mulai beraktivitas kembali usai pembatasan akibat Covid-19 dilonggarkan mengiringi kenaikan biaya mulai dari energi hingga upah pekerja.
Purchasing Managers’s Index (PMI) manufaktur China menanjak naik menjadi 52,6 dari 50,1 pada Januari, menurut Biro Statistik Nasional China. Secara bulanan, angka tersebut menjadi yang tertinggi sejak April 2012.
Sebagai informasi PMI adalah ukuran tren ekonomi yang memberikan informasi penting kepada bisnis, bank sentral, pemerintah, dan investor tentang kondisi bisnis saat ini dan masa depan.
PMI ditampilkan sebagai angka dari 0 hingga 100. Angka di atas 50 menunjukkan peningkatan aktivitas dibandingkan bulan sebelumnya. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi. Semakin jauh angka tersebut dari 50, semakin besar jumlah perubahannya.
Kinerja China yang jauh lebih baik dari perkiraan datang setelah langkah-langkah virus corona yang ketat di ekonomi terbesar kedua di dunia itu mulai dilonggarkan akhir tahun 2022.
Negara itu mengalami salah satu tahun terburuknya dalam hampir setengah abad pada tahun 2022 karena lockdown yang meluas dan wabah Covid-19.
Sementara itu di Jepang, PMI manufaktur swasta turun menjadi 47,7 pada Februari dari 48,9 Januari 2023, menandai penurunan tercepat sejak September 2020.
Data tersebut menggarisbawahi masalah utama yang dihadapi oleh sektor bisnis di negara itu - yang merupakan ekonomi terbesar ketiga di dunia -. Termasuk di antaranya mulai dari perlambatan global, melonjaknya biaya bahan baku dan seruan bagi perusahaan untuk menaikkan upah bagi pekerja mereka untuk membantu meringankan krisis lonjakan biaya hidup.
Angka-angka itu dirilis sehari setelah data pemerintah Jepang menunjukkan pabrik-pabrik di negara itu, terutama pembuat mobil dan produsen chip komputer, memangkas output pada Januari pada tingkat tercepat dalam delapan bulan.
Namun, di Jepang aktivitas manufaktur menyusut pada Februari 2023, menjadi kemerosotan terdalam lebih dari dua tahun. Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia mulai beraktivitas kembali usai pembatasan akibat Covid-19 dilonggarkan mengiringi kenaikan biaya mulai dari energi hingga upah pekerja.
Purchasing Managers’s Index (PMI) manufaktur China menanjak naik menjadi 52,6 dari 50,1 pada Januari, menurut Biro Statistik Nasional China. Secara bulanan, angka tersebut menjadi yang tertinggi sejak April 2012.
Sebagai informasi PMI adalah ukuran tren ekonomi yang memberikan informasi penting kepada bisnis, bank sentral, pemerintah, dan investor tentang kondisi bisnis saat ini dan masa depan.
PMI ditampilkan sebagai angka dari 0 hingga 100. Angka di atas 50 menunjukkan peningkatan aktivitas dibandingkan bulan sebelumnya. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi. Semakin jauh angka tersebut dari 50, semakin besar jumlah perubahannya.
Kinerja China yang jauh lebih baik dari perkiraan datang setelah langkah-langkah virus corona yang ketat di ekonomi terbesar kedua di dunia itu mulai dilonggarkan akhir tahun 2022.
Negara itu mengalami salah satu tahun terburuknya dalam hampir setengah abad pada tahun 2022 karena lockdown yang meluas dan wabah Covid-19.
Sementara itu di Jepang, PMI manufaktur swasta turun menjadi 47,7 pada Februari dari 48,9 Januari 2023, menandai penurunan tercepat sejak September 2020.
Data tersebut menggarisbawahi masalah utama yang dihadapi oleh sektor bisnis di negara itu - yang merupakan ekonomi terbesar ketiga di dunia -. Termasuk di antaranya mulai dari perlambatan global, melonjaknya biaya bahan baku dan seruan bagi perusahaan untuk menaikkan upah bagi pekerja mereka untuk membantu meringankan krisis lonjakan biaya hidup.
Angka-angka itu dirilis sehari setelah data pemerintah Jepang menunjukkan pabrik-pabrik di negara itu, terutama pembuat mobil dan produsen chip komputer, memangkas output pada Januari pada tingkat tercepat dalam delapan bulan.
(akr)
tulis komentar anda