Teken MoU, Peritel RI Kini Bisa Pasarkan Produk ke Malaysia Lewat Lokapasar JDMAS
Kamis, 09 Maret 2023 - 07:24 WIB
JAKARTA - Malaysia sebagai salah satu negara tetangga terdekat Indonesia merupakan pasar potensial bagi produk RI. Untuk itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong para pelaku usaha ritel untuk memperkenalkan dan memasarkan produk unggulan mereka ke pasar negeri jiran lewat jaringan lokapasar JDMAS.
Pasalnya, jaringan lokapasar tersebut turut diperkuat melalui kerja sama yang dijalin Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo).
Hal itu disampaikan Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Miftah Farid saat menghadiri dan menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Hippindo dan JDMAS Logistics Holding Sdn Bhd dari Malaysia pada Rabu (8/3).
“Semoga dengan penandatanganan MoU hari ini, pelaku usaha ritel di Indonesia bisa memanfaatkan dengan optimal kesempatan yang kini sudah ada untuk memperkenalkan dan memasarkan produk unggulan masing-masing di pasar Malaysia melalui platform lokapasar JDMAS,” ujarnya, dikutip Kamis (9/3/2023).
Miftah melanjutkan, pemulihan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pertumbuhan di sektor perdagangan ritel. EuroMonitor mencatat, jumlah ritel di Indonesia pada 2021 mencapai 40.377 unit. Ritel-ritel tersebut terdiri atas toko serba ada (toserba), supermarket, retail forecourt, dan hipermarket.
Sektor ritel turut berperan sebagai penyedia akses pasar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Miftah berharap, kerja sama sektor ritel dengan pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas dan daya saing melalui pengembangan penjenamaan dari produk-produk UMKM siap ekspor.
Di sisi lain, teknologi digital turut berkontribusi meningkatkan minat belanja masyarakat melalui lokapasar. Bank Indonesia mencatat nilai transaksi perdagangan elektronik (e-commerce) pada 2022 mencapai Rp476,3 triliun.
Untuk itu, potensi-potensi yang ada di sektor ritel dan lokapasar harus dimanfaatkan untuk mendorong ekspor produk Indonesia ke pasar luar negeri.
“Kemendag akan terus mendukung pelaku usaha untuk memperluas pasar dan meningkatkan nilai ekspor produk-produk mereka,” tandasnya.
Pasalnya, jaringan lokapasar tersebut turut diperkuat melalui kerja sama yang dijalin Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo).
Hal itu disampaikan Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Miftah Farid saat menghadiri dan menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Hippindo dan JDMAS Logistics Holding Sdn Bhd dari Malaysia pada Rabu (8/3).
“Semoga dengan penandatanganan MoU hari ini, pelaku usaha ritel di Indonesia bisa memanfaatkan dengan optimal kesempatan yang kini sudah ada untuk memperkenalkan dan memasarkan produk unggulan masing-masing di pasar Malaysia melalui platform lokapasar JDMAS,” ujarnya, dikutip Kamis (9/3/2023).
Miftah melanjutkan, pemulihan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pertumbuhan di sektor perdagangan ritel. EuroMonitor mencatat, jumlah ritel di Indonesia pada 2021 mencapai 40.377 unit. Ritel-ritel tersebut terdiri atas toko serba ada (toserba), supermarket, retail forecourt, dan hipermarket.
Sektor ritel turut berperan sebagai penyedia akses pasar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Miftah berharap, kerja sama sektor ritel dengan pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas dan daya saing melalui pengembangan penjenamaan dari produk-produk UMKM siap ekspor.
Di sisi lain, teknologi digital turut berkontribusi meningkatkan minat belanja masyarakat melalui lokapasar. Bank Indonesia mencatat nilai transaksi perdagangan elektronik (e-commerce) pada 2022 mencapai Rp476,3 triliun.
Untuk itu, potensi-potensi yang ada di sektor ritel dan lokapasar harus dimanfaatkan untuk mendorong ekspor produk Indonesia ke pasar luar negeri.
“Kemendag akan terus mendukung pelaku usaha untuk memperluas pasar dan meningkatkan nilai ekspor produk-produk mereka,” tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda