China dan Rusia Makin Lengket, Perdagangan Keduanya Tembus 2 Digit di Awal 2023
loading...
A
A
A
BEIJING - Ekspor dan impor China dengan Rusia melonjak pada laju dua digit pada periode Januari-Februari 2023, bila dibandingkan tahun sebelumnya berdasarkan data resmi Bea Cukai. China mengatakan, harus memajukan hubungan dengan tetangga utaranya ketika dunia semakin bergejolak.
Ekspor China ke Rusia melonjak 19,8% dalam dua bulan pertama menjadi total USD15 miliar atau setara Rp230,8 triliun (Kurs Rp15.386 per USD), saat di tempat lain mencatatkan penyusutan permintaan. Sementara impor dari Rusia melonjak 31,3% menjadi USD18,65 miliar.
Kondisi itu membuat defisit perdagangan ekonomi terbesar kedua di dunia dengan Rusia sekitar USD3,6 miliar.
Impor minyak Rusia di laut China diprediksi akan mencapai rekor bulan ini setelah penyuling mengambil keuntungan dari harga diskon seiring rebound-nya permintaan bahan bakar domestik setelah pencabutan pembatasan Covid-19, seperti dilaporkan Reuters.
Menteri Luar Negeri China, Qin Gang mengatakan pada konferensi pers di sela-sela sesi parlemen tahunan di Beijing pada hari Selasa, bahwa China harus memajukan hubungannya dengan Rusia ketika dunia menjadi lebih bergejolak.
Ditanya apakah mungkin China dan Rusia akan meninggalkan dolar AS dan euro untuk perdagangan bilateral, Qin mengatakan, bahwa negara-negara harus menggunakan mata uang apapun yang efisien, aman dan kredibel.
"Mata uang tidak boleh menjadi kartu truf untuk sanksi sepihak, apalagi penyamaran untuk intimidasi atau paksaan," katanya.
Perdagangan China dengan Rusia mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022 ketika negara-negara Barat menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Ekspor China ke Rusia melonjak 19,8% dalam dua bulan pertama menjadi total USD15 miliar atau setara Rp230,8 triliun (Kurs Rp15.386 per USD), saat di tempat lain mencatatkan penyusutan permintaan. Sementara impor dari Rusia melonjak 31,3% menjadi USD18,65 miliar.
Kondisi itu membuat defisit perdagangan ekonomi terbesar kedua di dunia dengan Rusia sekitar USD3,6 miliar.
Impor minyak Rusia di laut China diprediksi akan mencapai rekor bulan ini setelah penyuling mengambil keuntungan dari harga diskon seiring rebound-nya permintaan bahan bakar domestik setelah pencabutan pembatasan Covid-19, seperti dilaporkan Reuters.
Menteri Luar Negeri China, Qin Gang mengatakan pada konferensi pers di sela-sela sesi parlemen tahunan di Beijing pada hari Selasa, bahwa China harus memajukan hubungannya dengan Rusia ketika dunia menjadi lebih bergejolak.
Ditanya apakah mungkin China dan Rusia akan meninggalkan dolar AS dan euro untuk perdagangan bilateral, Qin mengatakan, bahwa negara-negara harus menggunakan mata uang apapun yang efisien, aman dan kredibel.
"Mata uang tidak boleh menjadi kartu truf untuk sanksi sepihak, apalagi penyamaran untuk intimidasi atau paksaan," katanya.
Perdagangan China dengan Rusia mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022 ketika negara-negara Barat menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(akr)