Terkoreksi, Chandra Asri Bukukan Pendapatan Rp35,7 Triliun di 2022
Jum'at, 31 Maret 2023 - 20:36 WIB
JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan pendapatan bersih sebesar USD2,38 miliar atau Rp35,7 triliun (kurs Rp15.000) di tahun 2022. Jumlah terkoreksi jika dibandingkan pendapatan tahun 2021 yang sebesar USD2,58 miliar.
Direktur Sumber Daya Manusia & Urusan Korporat Chandra Asri Suryandi mengatakan, tahun 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri petrokimia. Menurut Suryandi, kondisi makro ekonomi global dan arus perdagangan dipengaruhi oleh gangguan supply and demand yang belum pernah diperkirakan sebelumnya, mengingat juga lockdown di China yang berkepanjangan, inflasi dengan suku bunga yang meningkat pesat, serta perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
"Selain itu, harga minyak yang tinggi, dan permintaan produk yang rendah, menyebabkan marjin industri petrokimia tergerus," ucap Suryandi, dalam keterangannya, Jumat (31/3/2023).
Lebih lanjut, Suryandi menyebut, terlepas dari kondisi pasar yang sangat menantang, perseroan berhasil mencapai titik impas secara tunai dengan Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (EBITDA) positif sebesar USD5,3 juta yang merupakan kinerja yang jauh lebih kuat daripada peers di industri yang sama.
Untuk mengatasi volatilitas yang sedang berlangsung, perseroan terus mempertahankan kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian, serta mempertahankan posisi neraca yang kuat, dengan liquidity pool sebesar USD2,67 miliar.
Liquidity pool ini terdiri dari USD1,4 miliar kas dan setara kas, USD876,4 juta surat berharga, dan sebesar USD393,5 juta fasilitas committed revolving credit yang masih tersedia untuk dapat digunakan.
Chandra Asri juga tetap fokus untuk melakukan pengembangan bisnis salah satunya dengan merampungkan proses akuisisi saham PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) sebesar 70% dan PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI) sebesar 49%, yakni dua anak usaha PT Krakatau Sarana Infrastruktur (PT KSI) milik PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dengan nilai total sebesar Rp3,24 triliun.
Langkah ekspansi ini, lanjut Suryandi, untuk semakin meningkatkan fundamental model bisnis Chandra Asri dan membuka banyak sinergi yang menarik yang memungkinkan diversifikasi dan perluasan basis pendapatan perseroan menjadi aset utilitas infrastruktur, dan memperkuat kemampuan strategis Chandra Asri di pasar inti perseroan.
Direktur Sumber Daya Manusia & Urusan Korporat Chandra Asri Suryandi mengatakan, tahun 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri petrokimia. Menurut Suryandi, kondisi makro ekonomi global dan arus perdagangan dipengaruhi oleh gangguan supply and demand yang belum pernah diperkirakan sebelumnya, mengingat juga lockdown di China yang berkepanjangan, inflasi dengan suku bunga yang meningkat pesat, serta perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
"Selain itu, harga minyak yang tinggi, dan permintaan produk yang rendah, menyebabkan marjin industri petrokimia tergerus," ucap Suryandi, dalam keterangannya, Jumat (31/3/2023).
Lebih lanjut, Suryandi menyebut, terlepas dari kondisi pasar yang sangat menantang, perseroan berhasil mencapai titik impas secara tunai dengan Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (EBITDA) positif sebesar USD5,3 juta yang merupakan kinerja yang jauh lebih kuat daripada peers di industri yang sama.
Untuk mengatasi volatilitas yang sedang berlangsung, perseroan terus mempertahankan kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian, serta mempertahankan posisi neraca yang kuat, dengan liquidity pool sebesar USD2,67 miliar.
Liquidity pool ini terdiri dari USD1,4 miliar kas dan setara kas, USD876,4 juta surat berharga, dan sebesar USD393,5 juta fasilitas committed revolving credit yang masih tersedia untuk dapat digunakan.
Chandra Asri juga tetap fokus untuk melakukan pengembangan bisnis salah satunya dengan merampungkan proses akuisisi saham PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) sebesar 70% dan PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI) sebesar 49%, yakni dua anak usaha PT Krakatau Sarana Infrastruktur (PT KSI) milik PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dengan nilai total sebesar Rp3,24 triliun.
Langkah ekspansi ini, lanjut Suryandi, untuk semakin meningkatkan fundamental model bisnis Chandra Asri dan membuka banyak sinergi yang menarik yang memungkinkan diversifikasi dan perluasan basis pendapatan perseroan menjadi aset utilitas infrastruktur, dan memperkuat kemampuan strategis Chandra Asri di pasar inti perseroan.
tulis komentar anda