Atur Ulang Hubungan Ekonomi UE-China? Presiden Komisi UE Akan Mendarat di Beijing
Rabu, 05 April 2023 - 23:37 WIB
BEIJING - Presiden Komisi Eropa , Ursula von der Leyen dijadwalkan bakal mengunjungi China dari tanggal 5 hingga 7 April 2023, seperti diumumkan oleh kementerian luar negeri China pada awal pekan. Kunjungan ini terjadi di tengah ketegangan hubungan Barat dengan Beijing.
Von der Leyen yang akan melakukan perjalanan ke China bersama Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan, pekan lalu bahwa Eropa perlu "mengurangi risiko" secara diplomatis dan ekonomi dengan China yang menjadi lebih represif di dalam negeri dan lebih tegas di luar negeri.
Sementara Uni Eropa telah bersitegang dengan China soal berbagai isu-isu mulai dari hubungannya yang nyaman dengan Rusia hingga dugaan pelanggaran hak asasi manusia dalam beberapa tahun terakhir. Namun Beijing tetap menjadi salah satu mitra dagang terbesar Uni Eropa.
"Penting bahwa China dan Uni Eropa menjunjung tinggi semangat saling menghormati dan kerja sama win-win, mengatasi gangguan dan kesulitan, dan fokus pada konsensus serta kerja sama," kata juru bicara kementerian luar negeri, Mao Ning.
"China siap bekerja dengan Uni Eropa dan menjadikan kunjungan ini sebagai kesempatan agar lebih memanfaatkan potensi untuk mengatasi tantangan global dan memberikan lebih banyak stabilitas dan energi positif ke dunia yang penuh dengan ketidakpastian," tambahnya.
Bagi Macron, yang sedang menghadapi protes di dalam negeri soal pensiun, kunjungan ini memberinya kesempatan untuk mendapatkan beberapa keuntungan ekonomi karena ia melakukan perjalanan bersama dengan delegasi beranggotakan 50 pebisnis, termasuk perwakilan Airbus, yang sedang merundingkan pesanan pesawat besar, Alstom, produsen peralatan kereta, dan perusahaan nuklir raksasa EDF.
Von der Leyen yang akan melakukan perjalanan ke China bersama Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan, pekan lalu bahwa Eropa perlu "mengurangi risiko" secara diplomatis dan ekonomi dengan China yang menjadi lebih represif di dalam negeri dan lebih tegas di luar negeri.
Sementara Uni Eropa telah bersitegang dengan China soal berbagai isu-isu mulai dari hubungannya yang nyaman dengan Rusia hingga dugaan pelanggaran hak asasi manusia dalam beberapa tahun terakhir. Namun Beijing tetap menjadi salah satu mitra dagang terbesar Uni Eropa.
"Penting bahwa China dan Uni Eropa menjunjung tinggi semangat saling menghormati dan kerja sama win-win, mengatasi gangguan dan kesulitan, dan fokus pada konsensus serta kerja sama," kata juru bicara kementerian luar negeri, Mao Ning.
"China siap bekerja dengan Uni Eropa dan menjadikan kunjungan ini sebagai kesempatan agar lebih memanfaatkan potensi untuk mengatasi tantangan global dan memberikan lebih banyak stabilitas dan energi positif ke dunia yang penuh dengan ketidakpastian," tambahnya.
Bagi Macron, yang sedang menghadapi protes di dalam negeri soal pensiun, kunjungan ini memberinya kesempatan untuk mendapatkan beberapa keuntungan ekonomi karena ia melakukan perjalanan bersama dengan delegasi beranggotakan 50 pebisnis, termasuk perwakilan Airbus, yang sedang merundingkan pesanan pesawat besar, Alstom, produsen peralatan kereta, dan perusahaan nuklir raksasa EDF.
(akr)
tulis komentar anda