Kinclong, Pupuk Indonesia Raih Pendapatan Rp71,3 Triliun di 2019
Senin, 20 Juli 2020 - 13:01 WIB
JAKARTA - Selama tahun 2019, PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil membukukan kinerja apik dengan menyalurkan pupuk subsidi dan nonsubsidi sebanyak 13,76 juta ton. Pupuk Indonesia di 2019 membukukan pendapatan total Rp71,3 triliun, naik rata-rata 10,0% per tahun.
Begitu pula untuk laba tahun berjalan selama 2017-2019 tercatat naik rata-rata 10% per tahun. Pupuk Indonesia pada tahun 2019 mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp3,71 triliun dari total nilai aset Rp135,55 triliun.
(Baca Juga: Lepaskan Unsur Politisasi, Dinilai Jadi Faktor Penting Mengawal BUMN)
"Dengan demikian, Pupuk Indonesia berhasil mempertahankan kinerjanya sebagai 10 besar perusahaan pupuk dunia berdasarkan total aset, pendapatan, EBITDA, dan laba bersih," ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (20/7/2020).
(Baca Juga: Mulai Sekarang, Jangan Coba-Coba dengan Pupuk Bersubsidi)
Aas mengatakan, kinerja yang baik ini juga ditopang oleh peningkatan kinerja dari anak perusahaan nonpupuk. Salah satunya adalah Rekayasa Industri, yang merupakan salah satu EPC terbesar di Kawasan Asia Tenggara.
Rekayasa industri mengalami pertumbuhan yang positif tercermin dari aset perusahaan yang naik sekitar 36% dari sebelumnya sebesar Rp7,7 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp10,4 triliun pada tahun 2019.
"Selain itu, pendapatan juga bertumbuh sekitar 61% dari tahun 2018 sebesar Rp4,9 triliun menjadi sebesar Rp7,9 triliun pada tahun 2019," pungkasnya.
Begitu pula untuk laba tahun berjalan selama 2017-2019 tercatat naik rata-rata 10% per tahun. Pupuk Indonesia pada tahun 2019 mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp3,71 triliun dari total nilai aset Rp135,55 triliun.
(Baca Juga: Lepaskan Unsur Politisasi, Dinilai Jadi Faktor Penting Mengawal BUMN)
"Dengan demikian, Pupuk Indonesia berhasil mempertahankan kinerjanya sebagai 10 besar perusahaan pupuk dunia berdasarkan total aset, pendapatan, EBITDA, dan laba bersih," ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (20/7/2020).
(Baca Juga: Mulai Sekarang, Jangan Coba-Coba dengan Pupuk Bersubsidi)
Aas mengatakan, kinerja yang baik ini juga ditopang oleh peningkatan kinerja dari anak perusahaan nonpupuk. Salah satunya adalah Rekayasa Industri, yang merupakan salah satu EPC terbesar di Kawasan Asia Tenggara.
Rekayasa industri mengalami pertumbuhan yang positif tercermin dari aset perusahaan yang naik sekitar 36% dari sebelumnya sebesar Rp7,7 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp10,4 triliun pada tahun 2019.
"Selain itu, pendapatan juga bertumbuh sekitar 61% dari tahun 2018 sebesar Rp4,9 triliun menjadi sebesar Rp7,9 triliun pada tahun 2019," pungkasnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda