Ekonom Prediksi The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga Sebesar 25 Bps
Jum'at, 21 April 2023 - 16:30 WIB
JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserves ( The Fed ) diprediksi akan kembali menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) pada Mei mendatang. Prediksi itu disampaikan sejumlah ekonom pada jajak pendapat Reuters.
Hampir 90%, yakni 94 dari 105 ekonom yang berpartisipasi, memperkirakan bank sentral AS akan menaikkan tingkat suku bunga sebesar 25 bps ke kisaran 5,00% hingga 5,25% pada pertemuan 2-3 Mei.
"Di depan data, meskipun inflasi melambat pada Maret, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai target inflasi 2%," ujar Kepala Ekonom AS di BofA Securities, Michael Gapen, dikutip dari Reuters, Jumat (21/4/2023).
Penurunan suku bunga terlihat lebih kecil kemungkinannya daripada suku bunga yang lebih tinggi dalam menghadapi inflasi yang masih berada pada tingkat dua kali di atas target 2% The Fed. Ditambah lagi, kekuatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja dan pelonggaran yang signifikan dalam tekanan sektor perbankan selama beberapa minggu terakhir.
Selain itu, imbal hasil Treasury dua tahun AS, yang biasanya mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, telah melonjak hampir 75 bps dalam sebulan terakhir. Lonjakan tersebut mengurangi adanya prospek penurunan suku bunga.
"Jika pasar tenaga kerja tetap tangguh dan inflasi tetap persisten, The Fed kemungkinan akan meningkatkan tidak hanya pada bulan Mei tetapi juga pada bulan Juni dan Juli," pungkas kepala ekonom AS di Citi, Andrew Hollenhorst.
Senada, CEO Federal Reserves Bank St. Louis, James Bullard mengatakan, kemungkinan adanya tingkat kebijakan puncak yang jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan saat ini karena inflasi tetap tinggi.
Inflasi tidak diperkirakan akan jatuh sesuai target bank sentral sampai setidaknya 2025. Tingkat pengangguran diperkirakan akan naik dari tingkat 3,5% menjadi 4,3% pada akhir tahun 2023.
Hampir 90%, yakni 94 dari 105 ekonom yang berpartisipasi, memperkirakan bank sentral AS akan menaikkan tingkat suku bunga sebesar 25 bps ke kisaran 5,00% hingga 5,25% pada pertemuan 2-3 Mei.
"Di depan data, meskipun inflasi melambat pada Maret, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai target inflasi 2%," ujar Kepala Ekonom AS di BofA Securities, Michael Gapen, dikutip dari Reuters, Jumat (21/4/2023).
Penurunan suku bunga terlihat lebih kecil kemungkinannya daripada suku bunga yang lebih tinggi dalam menghadapi inflasi yang masih berada pada tingkat dua kali di atas target 2% The Fed. Ditambah lagi, kekuatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja dan pelonggaran yang signifikan dalam tekanan sektor perbankan selama beberapa minggu terakhir.
Selain itu, imbal hasil Treasury dua tahun AS, yang biasanya mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, telah melonjak hampir 75 bps dalam sebulan terakhir. Lonjakan tersebut mengurangi adanya prospek penurunan suku bunga.
"Jika pasar tenaga kerja tetap tangguh dan inflasi tetap persisten, The Fed kemungkinan akan meningkatkan tidak hanya pada bulan Mei tetapi juga pada bulan Juni dan Juli," pungkas kepala ekonom AS di Citi, Andrew Hollenhorst.
Senada, CEO Federal Reserves Bank St. Louis, James Bullard mengatakan, kemungkinan adanya tingkat kebijakan puncak yang jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan saat ini karena inflasi tetap tinggi.
Inflasi tidak diperkirakan akan jatuh sesuai target bank sentral sampai setidaknya 2025. Tingkat pengangguran diperkirakan akan naik dari tingkat 3,5% menjadi 4,3% pada akhir tahun 2023.
(uka)
tulis komentar anda