Gawat! Kinerja Perusahaan Pencetak Uang di Seluruh Dunia Terancam Ambruk
Senin, 24 April 2023 - 09:29 WIB
JAKARTA - Digitalisasi yang mendorong pengembangan transaksi non-tunai menjadi ancaman tersendiri bagi sejumlah perusahaan pencetak uang di seluruh dunia. De La Rue, perusahaan yang mencetak dan mendesain sepertiga dari uang kertas secara global, menyatakan bahwa permintaan uang kertas di seluruh dunia berada pada level terendah dalam 20 tahun terakhir.
Perusahaan yang bermarkas di Basingstoke, Inggris, ini mengatakan bahwa penurunan akan mencapai keuntungan setahun penuh. Tak pelak, perusahaan itu harus menegosiasikan kembali perjanjian pinjamannya dengan bank karena kondisi perdagangan yang lebih ketat.
"Permintaan uang kertas telah berada pada level terendah selama lebih dari 20 tahun, mengakibatkan rendahnya pesanan memasuki tahun fiskal 2024," kata De La Rue dalam pembaruan perdagangan, dikutip dari BBC, Senin (24/4/2023).
Clive Vacher, petinggi De Larue, mengatakan bahwa bank sentral telah meningkatkan pesanan uang kertas selama Covid seperti yang selalu mereka lakukan dalam krisis ekonomi. Tapi saat ini mereka menunda pesanan baru.
"Mereka selalu melakukan itu ketika ada krisis, sebab ada keamanan dari adanya uang tunai. Jadi kami memperkirakan penurunan, yang memang terjadi, tetapi penurunan itu mungkin meluas lebih dalam dan mungkin selama 9-12 bulan lebih lama dari yang biasanya kami perkirakan dalam siklus normal," tambah Clive.
Penurunan permintaan uang baru terjadi karena penggunaan uang tunai oleh konsumen menurun di banyak negara. Pasalnya, transaksi lebih banyak dilakukan secara online atau dengan kartu, dan khususnya pembayaran tanpa kontak.
De La Rue mengatakan ada tanda-tanda pemulihan tetapi tidak yakin kapan itu akan terjadi. Alhasil, saham De la Rue turun sebanyak 30% pada hari Rabu, sebelum mendapatkan kembali kekuatannya, setelah menerbitkan pembaruan perdagangan.
Perusahaan berusia 200 tahun itu mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan bank-banknya mengenai perjanjian pinjaman karena laba yang lebih rendah dan suku bunga yang lebih tinggi, menyusul serangkaian kenaikan Bank of England. De La Rue mengharapkan laba setahun penuh berada di kisaran rendah, 20 juta poundsterling, sementara biaya bunga atas pinjamannya telah meningkat.
Perusahaan yang bermarkas di Basingstoke, Inggris, ini mengatakan bahwa penurunan akan mencapai keuntungan setahun penuh. Tak pelak, perusahaan itu harus menegosiasikan kembali perjanjian pinjamannya dengan bank karena kondisi perdagangan yang lebih ketat.
"Permintaan uang kertas telah berada pada level terendah selama lebih dari 20 tahun, mengakibatkan rendahnya pesanan memasuki tahun fiskal 2024," kata De La Rue dalam pembaruan perdagangan, dikutip dari BBC, Senin (24/4/2023).
Clive Vacher, petinggi De Larue, mengatakan bahwa bank sentral telah meningkatkan pesanan uang kertas selama Covid seperti yang selalu mereka lakukan dalam krisis ekonomi. Tapi saat ini mereka menunda pesanan baru.
"Mereka selalu melakukan itu ketika ada krisis, sebab ada keamanan dari adanya uang tunai. Jadi kami memperkirakan penurunan, yang memang terjadi, tetapi penurunan itu mungkin meluas lebih dalam dan mungkin selama 9-12 bulan lebih lama dari yang biasanya kami perkirakan dalam siklus normal," tambah Clive.
Penurunan permintaan uang baru terjadi karena penggunaan uang tunai oleh konsumen menurun di banyak negara. Pasalnya, transaksi lebih banyak dilakukan secara online atau dengan kartu, dan khususnya pembayaran tanpa kontak.
De La Rue mengatakan ada tanda-tanda pemulihan tetapi tidak yakin kapan itu akan terjadi. Alhasil, saham De la Rue turun sebanyak 30% pada hari Rabu, sebelum mendapatkan kembali kekuatannya, setelah menerbitkan pembaruan perdagangan.
Perusahaan berusia 200 tahun itu mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan bank-banknya mengenai perjanjian pinjaman karena laba yang lebih rendah dan suku bunga yang lebih tinggi, menyusul serangkaian kenaikan Bank of England. De La Rue mengharapkan laba setahun penuh berada di kisaran rendah, 20 juta poundsterling, sementara biaya bunga atas pinjamannya telah meningkat.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda