Risiko Resesi Meningkat, Harga Minyak Dunia Anjlok 2%
Senin, 24 April 2023 - 10:53 WIB
JAKARTA - Harga minyak dunia turun sekitar USD2 per barel ke level terendah sejak akhir Maret. Turunnya harga minyak dunia akibat khawatir kemungkinan terjadinya resesi yang lebih dalam sehingga mengurangi permintaan bahan bakar serta meningkatnya persediaan bensin di Amerika Serikat (AS).
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka turun sebesar USD2,02 atau 2,4%, dan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berjangka turun sebesar USD1,87 atau 2,4%. Secara rata-rata terjadi penurunan sebesar 2% pada hari sebelumnya dan sempat berada pada level terendah sejak pengumuman pengurangan produksi OPEC+.
Direktur Eksekutif Energi Berjangka di Mizuho Bob Yawger mengatakan salah satu alasan harga minyak terpuruk adalah ketakutan akan resesi. "Pada akhirnya, salah satu alasan utama mengapa kita terpuruk adalah ketakutan akan resesi," ujar dia.
Hal itu juga didukung faktor kenaikan jumlah orang AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran minggu lalu menunjukkan pasar tenaga kerja AS.
Kondisi tersebut mengindikasikan konsumsi bahan bakar akan menurun karena jumlah penduduk yang tidak bekerja akan berpotensi mengurangi permintaan bahan bakar.
Selain itu, persediaan bensin di AS juga meningkat minggu lalu menekan harga minyak mentah. Adapun peningkatan stok bahan bakar mengindikasikan penurunan permintaan dapat menyebabkan penurunan harga minyak mentah.
Badan Informasi Energi AS melaporkan persediaan bensin naik secara tak terduga sebesar 1,3 juta barel pekan lalu menjadi 223,5 juta barel. Sementara, permintaan bensin tersirat turun 3,9% dari level tahun lalu menjadi 8,5 juta barel per hari.
Konsultan Ritterbusch and Association Jim Ritterbusch menjelaskan meskipun penarikan stok minyak mentah EIA membawa pengaruh positif, namun kondisi itu kemungkinan hanya bersifat sementara.
"Penarikan stok minyak mentah oleh EIA sebesar lebih dari 4,5 juta barel terlihat positif. Namun pengurangan tersebut sebagian besar terkait dengan peningkatan aktivitas ekspor minyak mentah," jelasnya.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka turun sebesar USD2,02 atau 2,4%, dan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berjangka turun sebesar USD1,87 atau 2,4%. Secara rata-rata terjadi penurunan sebesar 2% pada hari sebelumnya dan sempat berada pada level terendah sejak pengumuman pengurangan produksi OPEC+.
Direktur Eksekutif Energi Berjangka di Mizuho Bob Yawger mengatakan salah satu alasan harga minyak terpuruk adalah ketakutan akan resesi. "Pada akhirnya, salah satu alasan utama mengapa kita terpuruk adalah ketakutan akan resesi," ujar dia.
Hal itu juga didukung faktor kenaikan jumlah orang AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran minggu lalu menunjukkan pasar tenaga kerja AS.
Kondisi tersebut mengindikasikan konsumsi bahan bakar akan menurun karena jumlah penduduk yang tidak bekerja akan berpotensi mengurangi permintaan bahan bakar.
Selain itu, persediaan bensin di AS juga meningkat minggu lalu menekan harga minyak mentah. Adapun peningkatan stok bahan bakar mengindikasikan penurunan permintaan dapat menyebabkan penurunan harga minyak mentah.
Badan Informasi Energi AS melaporkan persediaan bensin naik secara tak terduga sebesar 1,3 juta barel pekan lalu menjadi 223,5 juta barel. Sementara, permintaan bensin tersirat turun 3,9% dari level tahun lalu menjadi 8,5 juta barel per hari.
Konsultan Ritterbusch and Association Jim Ritterbusch menjelaskan meskipun penarikan stok minyak mentah EIA membawa pengaruh positif, namun kondisi itu kemungkinan hanya bersifat sementara.
"Penarikan stok minyak mentah oleh EIA sebesar lebih dari 4,5 juta barel terlihat positif. Namun pengurangan tersebut sebagian besar terkait dengan peningkatan aktivitas ekspor minyak mentah," jelasnya.
(nng)
tulis komentar anda