BRI Pede Gejolak Ekonomi Global Tak Berdampak Signifikan ke Indonesia
Kamis, 27 April 2023 - 17:07 WIB
JAKARTA - Perlambatan ekonomi global saat ini menjadi tantangan yang harus dihadapi dan diantisipasi oleh semua negara. Dana Moneter Internasional atau IMF dalam publikasi terbarunya pada pertengahan April lalu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 sebesar 2,8%.
Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, proyeksi tersebut artinya menurun dari pertumbuhan ekonomi global 2022 yang sebesar 3,4%.
"Yang menarik adalah alasan IMF menurunkan pertumbuhan ekonomi global tahun ini adalah karena lagi-lagi karena gejolak keuangan yang signifikan karena setelah adanya kegagalan bank di Amerika Serikat seperti Silicon Valley Bank, Signature Bank dan juga di Eropa Credit Suisse," ujarnya dalam Paparan Kinerja Keuangan BRI Kuartal I/2023, Kamis (27/4/2023).
Meski begitu, di tengah gejolak perekonomian global tersebut, pada tiga bulan pertama 2023, BRI dapat melanjutkan kinerja keuangan yang positif dan sangat signifikan.
Menurut Sunarso, capaian tersebut tak lepas dari komitmen BRI untuk tumbuh secara berkelanjutan dengan fokus pada segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"BRI melihat gejolak ekonomi global di tahun 2023 tidak akan berdampak signifikan di Indonesia dan tetap optimistis kredit mampu tumbuh 10%-12%," paparnya.
Hingga akhir kuartal I/2023, BRI Group berhasil mencetak laba sebesar Rp15,56 triliun atau tumbuh 27,37% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Dari sisi aset, BRI Group mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 10,6% yoy menjadi Rp1.822,97 triliun dan pencapaian ini tidak lepas dari komitmen BRI yang mampu menciptakan value secara konsisten dengan fokus tumbuh pada segmen UMKM dengan manajemen risiko yang baik.
Selain itu, BRI juga terus melanjutkan transformasi digital untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta meningkatkan layanan kepada para nasabah.
Lihat Juga: Kisah Sukses Agen Mitra UMi BRI di Merauke, Tingkatkan Ekonomi Keluarga hingga Sekolahkan Anak
Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, proyeksi tersebut artinya menurun dari pertumbuhan ekonomi global 2022 yang sebesar 3,4%.
"Yang menarik adalah alasan IMF menurunkan pertumbuhan ekonomi global tahun ini adalah karena lagi-lagi karena gejolak keuangan yang signifikan karena setelah adanya kegagalan bank di Amerika Serikat seperti Silicon Valley Bank, Signature Bank dan juga di Eropa Credit Suisse," ujarnya dalam Paparan Kinerja Keuangan BRI Kuartal I/2023, Kamis (27/4/2023).
Meski begitu, di tengah gejolak perekonomian global tersebut, pada tiga bulan pertama 2023, BRI dapat melanjutkan kinerja keuangan yang positif dan sangat signifikan.
Menurut Sunarso, capaian tersebut tak lepas dari komitmen BRI untuk tumbuh secara berkelanjutan dengan fokus pada segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"BRI melihat gejolak ekonomi global di tahun 2023 tidak akan berdampak signifikan di Indonesia dan tetap optimistis kredit mampu tumbuh 10%-12%," paparnya.
Hingga akhir kuartal I/2023, BRI Group berhasil mencetak laba sebesar Rp15,56 triliun atau tumbuh 27,37% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Dari sisi aset, BRI Group mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 10,6% yoy menjadi Rp1.822,97 triliun dan pencapaian ini tidak lepas dari komitmen BRI yang mampu menciptakan value secara konsisten dengan fokus tumbuh pada segmen UMKM dengan manajemen risiko yang baik.
Selain itu, BRI juga terus melanjutkan transformasi digital untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta meningkatkan layanan kepada para nasabah.
Lihat Juga: Kisah Sukses Agen Mitra UMi BRI di Merauke, Tingkatkan Ekonomi Keluarga hingga Sekolahkan Anak
(ind)
tulis komentar anda