Perbedaan BUMN Karya: Waskita, Hutama, Wika dan Adhi
Senin, 22 Mei 2023 - 09:35 WIB
Resmi berdiri pada 1 Januari 1961, PT Waskita Karya saat ini telah menjadi salah satu BUMN terkemuka di Indonesia, yang telah memainkan perannya dalam pembangunan berbagai infrastruktur negara. Dengan melibatkan teknologi dalam prosesnya, Waskita Karya berhasil membangun banyak infrastruktur nasional, salah satunya Bandara Soekarno-Hatta.
Memasuki tahun 1990, Waskita mulai mengerjakan berbagai proyek gedung bertingkat dengan reputasi baik seperti BNI City, Gedung Kantor Bank Indonesia, Menara Graha Niaga, Menara Mandiri Plaza, Hotel Shangri-La dan beberapa apartemen.
Waskita juga berhasil menyelesaikan beragam jembatan hingga bendungan. Berdiri selama lebih dari 60 tahun, PT Waskita Karya telah mengembangkan usahanya dan saat ini memiliki 4 anak usaha yang terdiri dari PT Waskita Beton Precast Tbk, PT Waskita Karya Infrastruktur, PT Waskita Karya realty dan PT Waskita Toll Road.
Pada tahun 1960, N.V. Vis en Co mengalami nasionalisasi dan mengubah status menjadi PN Widjaja Karja, dengan kegiatan komersial di instalasi listrik dan pipa air. Pada tahun yang sama, PN Widjaja Karja juga berkontribusi pada pengembangan pusat kebugaran Bung Karno dalam rangka Asian Games ke-4 di Jakarta.
Pada tahun 1972, PN Widjaja Karja menjadi PT Wijaya Karya, yang menjadi perusahaan konstruksi dan subkontrak. Pada tahun 1982, WIKA mengalami banyak pengembangan manajemen, seringkali melibatkan proyek-proyek infrastruktur utama pemerintah.
Pada tahun 1997, WIKA mendirikan anak perusahaan pertamanya, salah satunya adalah PT WIKA Beton. Setelah itu mendirikan anak perusahaan, seperti PT WIKA Industri Konstruksi, PT WIKA Bitumen, PT WIKA Bangunan, PT WIKA Rekayasa Konstruksi, PT WIKA Realty dan PT WIKA Serang Panimbang.
Melalui Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 27 Oktober 2007, WIKA melepas 28,46% saham ke publik. Sementara kepemilikan sisanya masih dipegang oleh Pemerintah Republik Indonesia.
egiatan usaha WIKA difokuskan pada optimalisasi 5 (lima) lini usaha, yaitu: 1. Investasi yang meliputi, Energi (Energi Terbarukan), Infrastruktur, dan Prasarana Air. 2. Realti & Properti, Pengembangan Real Estat & Properti dan Manajemen Properti.
Lalu nomor 3. Prasarana dan Bangunan, yang terdiri dari konstruksi sipil, konstruksi bangunan, dan konstruksi baja. 4. Proyek Energi & Industri, termasuk EPCC dan Energi Listrik, serta Proyek Energi Terbarukan.
Memasuki tahun 1990, Waskita mulai mengerjakan berbagai proyek gedung bertingkat dengan reputasi baik seperti BNI City, Gedung Kantor Bank Indonesia, Menara Graha Niaga, Menara Mandiri Plaza, Hotel Shangri-La dan beberapa apartemen.
Waskita juga berhasil menyelesaikan beragam jembatan hingga bendungan. Berdiri selama lebih dari 60 tahun, PT Waskita Karya telah mengembangkan usahanya dan saat ini memiliki 4 anak usaha yang terdiri dari PT Waskita Beton Precast Tbk, PT Waskita Karya Infrastruktur, PT Waskita Karya realty dan PT Waskita Toll Road.
2. Wijaya Karya (Wika)
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau sering disingkat WIKA adalah sebuah perusahaan milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Perusahaan Belanda Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis in Co. atau N.V. Vis Co., adalah cikal bakal WIKA.Pada tahun 1960, N.V. Vis en Co mengalami nasionalisasi dan mengubah status menjadi PN Widjaja Karja, dengan kegiatan komersial di instalasi listrik dan pipa air. Pada tahun yang sama, PN Widjaja Karja juga berkontribusi pada pengembangan pusat kebugaran Bung Karno dalam rangka Asian Games ke-4 di Jakarta.
Pada tahun 1972, PN Widjaja Karja menjadi PT Wijaya Karya, yang menjadi perusahaan konstruksi dan subkontrak. Pada tahun 1982, WIKA mengalami banyak pengembangan manajemen, seringkali melibatkan proyek-proyek infrastruktur utama pemerintah.
Pada tahun 1997, WIKA mendirikan anak perusahaan pertamanya, salah satunya adalah PT WIKA Beton. Setelah itu mendirikan anak perusahaan, seperti PT WIKA Industri Konstruksi, PT WIKA Bitumen, PT WIKA Bangunan, PT WIKA Rekayasa Konstruksi, PT WIKA Realty dan PT WIKA Serang Panimbang.
Melalui Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 27 Oktober 2007, WIKA melepas 28,46% saham ke publik. Sementara kepemilikan sisanya masih dipegang oleh Pemerintah Republik Indonesia.
egiatan usaha WIKA difokuskan pada optimalisasi 5 (lima) lini usaha, yaitu: 1. Investasi yang meliputi, Energi (Energi Terbarukan), Infrastruktur, dan Prasarana Air. 2. Realti & Properti, Pengembangan Real Estat & Properti dan Manajemen Properti.
Lalu nomor 3. Prasarana dan Bangunan, yang terdiri dari konstruksi sipil, konstruksi bangunan, dan konstruksi baja. 4. Proyek Energi & Industri, termasuk EPCC dan Energi Listrik, serta Proyek Energi Terbarukan.
tulis komentar anda