Perbedaan BUMN Karya: Waskita, Hutama, Wika dan Adhi
Senin, 22 Mei 2023 - 09:35 WIB
Perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia ini pada awalnya milik Belanda. Sebelumnya bernama “Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en Bruyn, Reyes de Vries N.V” atau disingkat (Associate N.V.). Perusahaan dinasionalisasi pada 11 Maret 1960 dan mengambil nama Perusahaan Negara Adhi Karya (PN).
Empat belas tahun kemudian, PN Adhi Karya berubah status menjadi perseroan terbatas (PT). Perubahan status ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Indonesia pada tanggal 1 Juni 1974.
Setelah beberapa dekade, PT Adhi Karya akhirnya secara resmi berbicara di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini terdaftar untuk pertama kalinya pada tahun 2004 dengan kode listing bursa ADHI.
Adhi Karya awalnya bergerak di sektor konstruksi berbagai bidang, termasuk jalan, jembatan, gedung, dan juga properti. Namun bersama berjalannya waktu, sama dengan beragam BUMN Karya lainnya, Adhi Karya juga merambah bisnis properti.
Saat ini Adhi Karya juga dikenal karena tengah membangun LRT Adhi Karya yang terdiri dari tiga ruas, yaitu Cawang-Cibubur, Cawang-Kuning-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur.
Sejauh ini, perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia ini memiliki beberapa anak perusahaan, seperti Adhi Persada Beton, Adhi Persada Gedung dan Adhi Persada Properti. Tercatat pada 2021, total aset perusahaan diperkirakan sebesar Rp37 trilliun.
Jika dihitung total BUMN Karya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp287,03 triliun di tahun 2022. Rinciannya, total liabilitas PT Waskita Karya Tbk menembus Rp 83,9 triliun di tahun 2022, turun 4,71% YoY dari Rp 88,14 triliun di tahun 2021.
Kemudian Hutama Karya dengan total liabilitas senilai Rp71,53 triliun pada tahun 2022. Sebelumnya total liabilitas tahun 2021 yakni Rp 78,1 triliun yang terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp20,72 triliun dan liabilitas jangka panjang mencapai Rp50,81 triliun.
Selanjutnya, PT Wijaya Karya Tbk dengan total utang senilai Rp57,57 triliun yang mengalami kenaikan 10,82% YoY, dari sebelumnya pada tahun 2021 di angka Rp51,95 triliun. Jumlah liabilitas terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp36,13 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp21,44 triliun.
Empat belas tahun kemudian, PN Adhi Karya berubah status menjadi perseroan terbatas (PT). Perubahan status ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Indonesia pada tanggal 1 Juni 1974.
Setelah beberapa dekade, PT Adhi Karya akhirnya secara resmi berbicara di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini terdaftar untuk pertama kalinya pada tahun 2004 dengan kode listing bursa ADHI.
Adhi Karya awalnya bergerak di sektor konstruksi berbagai bidang, termasuk jalan, jembatan, gedung, dan juga properti. Namun bersama berjalannya waktu, sama dengan beragam BUMN Karya lainnya, Adhi Karya juga merambah bisnis properti.
Saat ini Adhi Karya juga dikenal karena tengah membangun LRT Adhi Karya yang terdiri dari tiga ruas, yaitu Cawang-Cibubur, Cawang-Kuning-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur.
Sejauh ini, perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia ini memiliki beberapa anak perusahaan, seperti Adhi Persada Beton, Adhi Persada Gedung dan Adhi Persada Properti. Tercatat pada 2021, total aset perusahaan diperkirakan sebesar Rp37 trilliun.
Utang Menggunung BUMN Karya
Sebagai informasi, ada 5 perusahaan BUMN Karya memiliki total liabilitas atau utang jumbo sepanjang tahun 2022. Perusahaan yang mencatatkan utang antara lain PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Hutama Karya.Jika dihitung total BUMN Karya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp287,03 triliun di tahun 2022. Rinciannya, total liabilitas PT Waskita Karya Tbk menembus Rp 83,9 triliun di tahun 2022, turun 4,71% YoY dari Rp 88,14 triliun di tahun 2021.
Kemudian Hutama Karya dengan total liabilitas senilai Rp71,53 triliun pada tahun 2022. Sebelumnya total liabilitas tahun 2021 yakni Rp 78,1 triliun yang terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp20,72 triliun dan liabilitas jangka panjang mencapai Rp50,81 triliun.
Selanjutnya, PT Wijaya Karya Tbk dengan total utang senilai Rp57,57 triliun yang mengalami kenaikan 10,82% YoY, dari sebelumnya pada tahun 2021 di angka Rp51,95 triliun. Jumlah liabilitas terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp36,13 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp21,44 triliun.
tulis komentar anda