Mengungkap Jejak Harta Karun di Lumpur Lapindo yang Tersembunyi Ribuan Tahun
Kamis, 25 Mei 2023 - 12:27 WIB
JAKARTA - Mengungkap harta karun logam tanah jarang (rare earth) yang tersembunyi ribuan tahun di Lumpur Lapindo , sebuah wilayah yang terletak di perairan timur Indonesia. Logam tanah jarang, juga dikenal sebagai rare earth metals, merupakan kelompok logam yang memiliki sifat unik dan penting dalam pembuatan berbagai teknologi tinggi, termasuk baterai kendaraan listrik, perangkat militer, elektronik, dan energi terbarukan.
Saat ini, China adalah produsen terbesar logam tanah jarang di dunia. Namun, penemuan di Lumpur Lapindo dapat memberikan peluang bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama di pasar global. Hal ini akan membantu mengurangi ketergantungan global pada China sebagai pemasok utama logam tanah jarang dan membuka peluang untuk diversifikasi pasokan di pasar global.
The Daily Mining Gazette melaporkan, tim peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta telah melakukan analisis mendalam terhadap Lumpur Lapindo. Mereka menemukan unsur kandungan logam tanah jarang yang signifikan, termasuk elemen seperti neodymium, europium, dan terbium. Unsur logam tanah jarang menunjukkan bahwa Lumpur Lapindo menyimpan deposit sumber daya alam yang sangat yang sangat berharga.
Permintaan akan logam tanah jarang terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Meskipun potensi Lumpur Lapindo sebagai sumber logam tanah jarang menarik, para ahli juga menekankan pentingnya melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami potensi risiko lingkungan terkait dengan kegiatan penambangan.
Logam tanah jarang di Lumpur Lapindo telah membuka peluang baru dalam industri pertambangan dan memberikan harapan bagi masyarakat setempat. Namun, penting bagi para peneliti, pemerintah, dan perusahaan untuk bekerja sama secara bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penambangan dilakukan dengan memperhatikan perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Sementara, Institut Sains Laut Indonesia (ISLI) menyatakan meskipun penemuan ini menawarkan peluang besar, ada tantangan teknis yang harus diatasi untuk mengelola sumber daya tersebut secara efektif. Proses ekstraksi logam tanah jarang seringkali rumit dan memerlukan teknologi canggih sehingga perlu mematuhi standar lingkungan yang ketat.
Saat ini, China adalah produsen terbesar logam tanah jarang di dunia. Namun, penemuan di Lumpur Lapindo dapat memberikan peluang bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama di pasar global. Hal ini akan membantu mengurangi ketergantungan global pada China sebagai pemasok utama logam tanah jarang dan membuka peluang untuk diversifikasi pasokan di pasar global.
The Daily Mining Gazette melaporkan, tim peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta telah melakukan analisis mendalam terhadap Lumpur Lapindo. Mereka menemukan unsur kandungan logam tanah jarang yang signifikan, termasuk elemen seperti neodymium, europium, dan terbium. Unsur logam tanah jarang menunjukkan bahwa Lumpur Lapindo menyimpan deposit sumber daya alam yang sangat yang sangat berharga.
Permintaan akan logam tanah jarang terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Meskipun potensi Lumpur Lapindo sebagai sumber logam tanah jarang menarik, para ahli juga menekankan pentingnya melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami potensi risiko lingkungan terkait dengan kegiatan penambangan.
Logam tanah jarang di Lumpur Lapindo telah membuka peluang baru dalam industri pertambangan dan memberikan harapan bagi masyarakat setempat. Namun, penting bagi para peneliti, pemerintah, dan perusahaan untuk bekerja sama secara bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penambangan dilakukan dengan memperhatikan perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Sementara, Institut Sains Laut Indonesia (ISLI) menyatakan meskipun penemuan ini menawarkan peluang besar, ada tantangan teknis yang harus diatasi untuk mengelola sumber daya tersebut secara efektif. Proses ekstraksi logam tanah jarang seringkali rumit dan memerlukan teknologi canggih sehingga perlu mematuhi standar lingkungan yang ketat.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda