Mengungkap Harta Karun yang Terpendam di Lumpur Lapindo, Kini Diburu Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lumpur Lapindo sebelumnya dikenal dengan bencana alam yang melibatkan aliran lumpur panas. Namun, kini mengungkap potensi sumber daya alam yang luar biasa.
Di Lumpur Lapindo tersimpan harta karun logam tanah jarang (rare earth) yang kini diburu dunia. Logam tanah jarang adalah kelompok logam yang langka dan memiliki sifat-sifat unik. Mereka memiliki peran penting dalam berbagai sektor industri, termasuk teknologi tinggi, elektronik, kendaraan listrik, energi terbarukan, dan pertahanan.
Rare earth memang tidak mudah ditemukan di permukaan bumi. Ia berada di dalam bumi dan proses untuk mengolah logam-logam tersebut cukup rumit. Sebab itu, orang banyak menyebut tanah jarang. Sebaran logam tanah jarang tidak merata. Dengan kata lain, hanya sedikit wilayah di dunia yang memiliki logam tanah jarang di lokasi yang berkelompok.
Dikutip dari Pusat Sumber Daya Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), logam tanah jarang sudah ditemukan sejak abad ke-18. Sejak saat itu, para peneliti berlomba-lomba menemukan jenis unsur logam yang terkandung di dalamnya.
Di dalam tanah jarang, menyimpan unsur yang sangat langka atau keterdapatannya sangat sedikit dan umumnya berupa senyawa kompleks fosfat dan karbonat. Seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan material, unsur tanah jarang semakin dibutuhkan, dan umumnya pada industri teknologi tinggi.
Di Indonesia mineral mengandung unsur tanah jarang terdapat sebagai mineral ikutan pada komoditas utama terutama emas dan timah aluvial yang mempunyai peluang untuk diusahakan sebagai produk sampingan yang dapat memberikan nilai tambah dari seluruh potensi bahan galian. Potensi endapan emas aluvial tersebut relatif melimpah dapat dijumpai tersebar di sebagian pulau-pulau besar di Indonesia.
Sedangkan pada Jalur Timah Asia Tenggara yang mengandung sebagian besar sumber daya timah dunia melewati wilayah Indonesia mulai dari Kepulauan Karimun, Singkep sampai Bangka dan Belitung merupakan potensi strategis yang dapat memberikan kontribusi besar kepada pembangunan nasional.
Penggunaan logam tanah jarang sangat luas dan erat kaitannya dengan produk industri teknologi tinggi, seperti industri komputer, telekomunikasi, nuklir, dan ruang angkasa. Di masa mendatang diperkirakan penggunaan tanah jarang akan meluas, terutama unsur tanah jarang tunggal, seperti neodymium, samarium, europium, gadolinium, dan yttrium.
Di Lumpur Lapindo tersimpan harta karun logam tanah jarang (rare earth) yang kini diburu dunia. Logam tanah jarang adalah kelompok logam yang langka dan memiliki sifat-sifat unik. Mereka memiliki peran penting dalam berbagai sektor industri, termasuk teknologi tinggi, elektronik, kendaraan listrik, energi terbarukan, dan pertahanan.
Rare earth memang tidak mudah ditemukan di permukaan bumi. Ia berada di dalam bumi dan proses untuk mengolah logam-logam tersebut cukup rumit. Sebab itu, orang banyak menyebut tanah jarang. Sebaran logam tanah jarang tidak merata. Dengan kata lain, hanya sedikit wilayah di dunia yang memiliki logam tanah jarang di lokasi yang berkelompok.
Dikutip dari Pusat Sumber Daya Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), logam tanah jarang sudah ditemukan sejak abad ke-18. Sejak saat itu, para peneliti berlomba-lomba menemukan jenis unsur logam yang terkandung di dalamnya.
Di dalam tanah jarang, menyimpan unsur yang sangat langka atau keterdapatannya sangat sedikit dan umumnya berupa senyawa kompleks fosfat dan karbonat. Seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan material, unsur tanah jarang semakin dibutuhkan, dan umumnya pada industri teknologi tinggi.
Di Indonesia mineral mengandung unsur tanah jarang terdapat sebagai mineral ikutan pada komoditas utama terutama emas dan timah aluvial yang mempunyai peluang untuk diusahakan sebagai produk sampingan yang dapat memberikan nilai tambah dari seluruh potensi bahan galian. Potensi endapan emas aluvial tersebut relatif melimpah dapat dijumpai tersebar di sebagian pulau-pulau besar di Indonesia.
Sedangkan pada Jalur Timah Asia Tenggara yang mengandung sebagian besar sumber daya timah dunia melewati wilayah Indonesia mulai dari Kepulauan Karimun, Singkep sampai Bangka dan Belitung merupakan potensi strategis yang dapat memberikan kontribusi besar kepada pembangunan nasional.
Penggunaan logam tanah jarang sangat luas dan erat kaitannya dengan produk industri teknologi tinggi, seperti industri komputer, telekomunikasi, nuklir, dan ruang angkasa. Di masa mendatang diperkirakan penggunaan tanah jarang akan meluas, terutama unsur tanah jarang tunggal, seperti neodymium, samarium, europium, gadolinium, dan yttrium.