Keripik Tempe Kramat Pela, Punya 4 Varian Rasa dan Banjir Pesanan Jelang Lebaran
Jum'at, 26 Mei 2023 - 16:13 WIB
JAKARTA - Jajanan Keripik Tempe Kramat Pela sudah memiliki pelanggan tersendiri sehingga sudah cukup dikenal masyarakat. Apalagi Keripik Tempe Kramat Pela yang garing dan renyah ini punya 4 varian rasa, yaitu original, sapi panggang, pedas, dan barbeque.
Kramat Pela dikenal sebagai sentra produk tempe dan keripik tempe , lokasinya berada RT 009/RW 08, Jalan H Aom, Kelurahan Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sejak tahun 1980-an di sini dikenal sebagai sentra pembuat tempe, kemudian pada tahun 1990-an berkembang dengan ada keripik tempe.
Menurut Joko Asrori (55), Ketua RT 009, saat ini ada sekitar 40 orang pembuat tempe dan perajin tempe goreng. Sebanyak 15 orang pengusaha pembuat tempe dan 25 orang sebagai perajin keripik tempe.
“Jadi wilayah RT 009 dikenal sebagai sentra pembuat tempe dan perajin keripik tempe. Di sini ada 149 kepala keluarga atau 400 jiwa, sebagian besar terlibat dalam usaha pembuatan tempe atau keripik tempe,” katanya, Kamis (25/5/2023).
Joko Asrori yang sudah 25 tahun menjabat sebagai Ketua RT 009, juga berprofesi sebagai pembuat tempe dan perajin keripik tempe. Setiap hari untuk membuat tempe dia menghabiskan 60-70 kg kedelai dan sagu. Setelah jadi tempe yang dibentuk bulat memanjang dalam wadah plastik, kemudian diiris-iris tipis untuk diolah menjadi keripik tempe. Setelah digoreng, keripik tempe dikemas dalam plastik berklip agar tahan lama dan menarik pembeli.
Perajin Keripik Tempe Kramat Pela, Martinah (55) menunjukkan produksi keripik tempenya yang punya 4 varian rasa. Foto/SINDOnews/Wasis Wibowo
“Setiap bungkus beratnya sekitar 250-300 gram dijual dengan harga Rp15.000. Pelanggan keripik tempe saya sudah lumayan, salah satunya ke BRI pusat sebanyak 200 bungkus seminggu,” tuturnya.
Kramat Pela dikenal sebagai sentra produk tempe dan keripik tempe , lokasinya berada RT 009/RW 08, Jalan H Aom, Kelurahan Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sejak tahun 1980-an di sini dikenal sebagai sentra pembuat tempe, kemudian pada tahun 1990-an berkembang dengan ada keripik tempe.
Menurut Joko Asrori (55), Ketua RT 009, saat ini ada sekitar 40 orang pembuat tempe dan perajin tempe goreng. Sebanyak 15 orang pengusaha pembuat tempe dan 25 orang sebagai perajin keripik tempe.
“Jadi wilayah RT 009 dikenal sebagai sentra pembuat tempe dan perajin keripik tempe. Di sini ada 149 kepala keluarga atau 400 jiwa, sebagian besar terlibat dalam usaha pembuatan tempe atau keripik tempe,” katanya, Kamis (25/5/2023).
Joko Asrori yang sudah 25 tahun menjabat sebagai Ketua RT 009, juga berprofesi sebagai pembuat tempe dan perajin keripik tempe. Setiap hari untuk membuat tempe dia menghabiskan 60-70 kg kedelai dan sagu. Setelah jadi tempe yang dibentuk bulat memanjang dalam wadah plastik, kemudian diiris-iris tipis untuk diolah menjadi keripik tempe. Setelah digoreng, keripik tempe dikemas dalam plastik berklip agar tahan lama dan menarik pembeli.
Perajin Keripik Tempe Kramat Pela, Martinah (55) menunjukkan produksi keripik tempenya yang punya 4 varian rasa. Foto/SINDOnews/Wasis Wibowo
“Setiap bungkus beratnya sekitar 250-300 gram dijual dengan harga Rp15.000. Pelanggan keripik tempe saya sudah lumayan, salah satunya ke BRI pusat sebanyak 200 bungkus seminggu,” tuturnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda