Ckk, Ckk, Ckk, Pengusaha Usul Agar Asal-Usul Uang Tak Dicek Saat Membeli Properti
Kamis, 23 Juli 2020 - 19:52 WIB
JAKARTA - Pengusaha properti mengusulkan agar dalam pembelian rumah atau properti tidak menanyakan secara detail asal-usul uang yang akan dipakai. Sebab, pertanyaan asal-usul itu akan membuat orang enggan berinvestasi di sektor properti.
CEO Sinar Mas Land, Muktar widjaja, mengatakan untuk memberi rasa nyaman dan tenang kepada pembeli, jangan melakukan pengecekan asal-usul uang yang digunakannya. Menurut Muktar, langkah itu dilakukan untuk mengeluarkan uang yang disimpan oleh para pengusaha.
"Kalo orang beli rumah seharga Rp1 miliar lebih jangan cek asal-usul uangnya agar pembeli tenang. Jika tidak begitu, uang hanya tersimpan di bawah bantal saja," kata Muktar widjaja dalam diskusi bersama REI, Kamis (23/7/2020). ( Baca juga:Tatkala Para Taipan Properti Meminta kepada Pemerintah )
Hal serupa disampaikan oleh CEO Lippo Group James T. Riady. Menurutnya, syarat dalam membeli properti harus disederhanakan. Pasalnya, banyak syarat yang diminta sehingga membuat orang takut membeli properti.
"Syarat yang biasanya diminta itu ada lima, KTP, NPWP, surat nikah, kartu keluarga, dan pendapatan. Nah kadang syaratnya lebih dari itu. Ini yang menghambat pertumbuhan sektor properti," jelasnya.
CEO Sinar Mas Land, Muktar widjaja, mengatakan untuk memberi rasa nyaman dan tenang kepada pembeli, jangan melakukan pengecekan asal-usul uang yang digunakannya. Menurut Muktar, langkah itu dilakukan untuk mengeluarkan uang yang disimpan oleh para pengusaha.
"Kalo orang beli rumah seharga Rp1 miliar lebih jangan cek asal-usul uangnya agar pembeli tenang. Jika tidak begitu, uang hanya tersimpan di bawah bantal saja," kata Muktar widjaja dalam diskusi bersama REI, Kamis (23/7/2020). ( Baca juga:Tatkala Para Taipan Properti Meminta kepada Pemerintah )
Hal serupa disampaikan oleh CEO Lippo Group James T. Riady. Menurutnya, syarat dalam membeli properti harus disederhanakan. Pasalnya, banyak syarat yang diminta sehingga membuat orang takut membeli properti.
"Syarat yang biasanya diminta itu ada lima, KTP, NPWP, surat nikah, kartu keluarga, dan pendapatan. Nah kadang syaratnya lebih dari itu. Ini yang menghambat pertumbuhan sektor properti," jelasnya.
(uka)
tulis komentar anda