Ini Kiat Ketahanan Finansial Saat Menghadapi Resesi
Jum'at, 24 Juli 2020 - 04:49 WIB
Harry Azhar Azis juga menyinggung alokasi anggaran penanganan Covid-19 di Kota Semarang sebesar Rp79,49 miliar. Indonesia juga dihadapi tantangan besar dalam krisis Covid-19 yaitu hutang Indonesia negara membengkak menurut data BI menunjukkan utang luar negeri Indonesia pada bulan april 2020 sebesar USD400,2 miliar atau Rp5.800 triliun dengan kurs Rp14.800 per 8 juli 2020 (BI, Juli 2020) sehingga utang luar negeri Indonesia tubuh 2,9% (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada maret 2020 sebesar 0,6% (yoy).
Bila dilihat utang luar negeri Indonesia terhadap PDB pada akhir april 2020 sebesar 36,5% sedikit meningkat dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 34,6% (batas aman 60% terhadap PDB) dan diprediksi Indonesia bisa diujung tahun pertumbuhan ekonominya -2% dilihat dari negara tetangga juga mengalami pertumbuhan menjadi minus.
“Disini peran BPK RI untuk melakukan pemeriksaan secara komprehensif dengan melihat dari sisi indikator kesejahteraan itu naik atau turun untuk menilai anggaran tersebut sudah terlaksana atau belum dan juga tepat sasaran atau tidak,” tegas Harry Azhar Azis.
Di kesempatan yang sama, Haryajid Ramelan, mengatakan bahwa banyak negara yang dalam penanganan Covid-19 memberikan stimulus buat perekonomian negaranya dan setiap negara stimulusnya berbeda-beda. Untuk penanganan Covid-19 di Indonesia membentuk Gugus tugas penanganan yang selalu update data tentang Covd-19. (Baca juga: Ramuan Arak Bali Sudah Sembukan 800 Orang Terpapar COVID-19 )
“Dilihat dari sisi investasi pasar modal dengan kondisi Covid-19 akan ada potensi gagal bayar untuk jangka pendek selama Covid-19 tapi untuk jangka panjang akan menguntungkan," jelas Haryajid Ramelan.
Jika investor berani ambil resiko maka pada saat Covid-19, ini saat yang tepat untuk membeli saham untuk jangka panjang karena setelah Covid-19 diprediksi bisa meningkat dilihat dari sisi return yang didapat.
“Wujud dari tri dharma perguruan tinggi di era pandemi Covid-19 ini, STIE Cendekia Karya Utama Semarang memberikan beasiswa S1 full 100% untuk masyarakat dari seluruh Indonesia,” ungkap Dirgo selaku Ketua STIE Cendekia Karya Utama Semarang.
Bila dilihat utang luar negeri Indonesia terhadap PDB pada akhir april 2020 sebesar 36,5% sedikit meningkat dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 34,6% (batas aman 60% terhadap PDB) dan diprediksi Indonesia bisa diujung tahun pertumbuhan ekonominya -2% dilihat dari negara tetangga juga mengalami pertumbuhan menjadi minus.
“Disini peran BPK RI untuk melakukan pemeriksaan secara komprehensif dengan melihat dari sisi indikator kesejahteraan itu naik atau turun untuk menilai anggaran tersebut sudah terlaksana atau belum dan juga tepat sasaran atau tidak,” tegas Harry Azhar Azis.
Di kesempatan yang sama, Haryajid Ramelan, mengatakan bahwa banyak negara yang dalam penanganan Covid-19 memberikan stimulus buat perekonomian negaranya dan setiap negara stimulusnya berbeda-beda. Untuk penanganan Covid-19 di Indonesia membentuk Gugus tugas penanganan yang selalu update data tentang Covd-19. (Baca juga: Ramuan Arak Bali Sudah Sembukan 800 Orang Terpapar COVID-19 )
“Dilihat dari sisi investasi pasar modal dengan kondisi Covid-19 akan ada potensi gagal bayar untuk jangka pendek selama Covid-19 tapi untuk jangka panjang akan menguntungkan," jelas Haryajid Ramelan.
Jika investor berani ambil resiko maka pada saat Covid-19, ini saat yang tepat untuk membeli saham untuk jangka panjang karena setelah Covid-19 diprediksi bisa meningkat dilihat dari sisi return yang didapat.
“Wujud dari tri dharma perguruan tinggi di era pandemi Covid-19 ini, STIE Cendekia Karya Utama Semarang memberikan beasiswa S1 full 100% untuk masyarakat dari seluruh Indonesia,” ungkap Dirgo selaku Ketua STIE Cendekia Karya Utama Semarang.
(ind)
tulis komentar anda