Sanksi Barat Mandul, Keuntungan Raksasa Minyak Rusia Melonjak 45,5%

Sabtu, 03 Juni 2023 - 13:30 WIB
Produsen minyak terbesar Rusia, Rosneft, mencatatkan laba bersih mencapai 323 miliar rubel di kuartal pertama tahun ini. Foto/Reuters
JAKARTA - Laba bersih produsen minyak terbesar Rusia, Rosneft , tercatat melonjak 45,5% pada kuartal pertama tahun ini mencapai 323 miliar rubel atau sekitar USD4 miliar (Rp59,6 triliun pada kurs Rp14.900/USD). Lonjakan laba bersih itu dicapai Rosneft di tengah beragam sanksi yang diterapkan Barat kepada Rusia .

Capaian itu juga jauh di atas perkiraan para analis yang disurvei oleh Interfax, yang memperkirakan angkanya jauh lebih kecil, yaitu USD2,9 miliar. Perolehan laba yang di atas perkiraan banyak pihak tersebut direalisasikan Rosneft berkat peningkatan produksinya. Rosneft melaporkan, produksi minyak dan gas pada kuartal pertama meningkat 0,8% dari Oktober hingga Desember, melebihi 4 juta barel per hari. Produksi di proyek Sakhalin-1 di Timur Jauh Rusia melonjak 180%, kuartal ke kuartal.





Terkait dengan itu, CEO Rosneft Igor Sechin memperingatkan bahwa kinerja perusahaan ke depan akan dipengaruhi oleh keputusan Moskow untuk mengurangi produksi minyaknya sebesar 500.000 barel per hari, atau sekitar 5%. Langkah pengurangan itu diambil untuk meningkatkan pasar minyak global.

"Meskipun pemotongan itu tidak banyak berpengaruh pada hasil kuartal I-2023, itu akan berdampak kuat pada hasil kuartal berikutnya," kata Sechin seperti dikutip Russia Today, Sabtu (3/6/2023).



Rosneft juga mengaitkan kenaikan laba dengan peningkatan penjualan energi ke India dan negara-negara bersahabat lainnya. India, importir minyak mentah terbesar ketiga di dunia, menggenjot pembelian minyak Rusia tak lama setelah dimulainya operasi militer Moskow di Ukraina dan sanksi Barat berikutnya.

New Delhi telah berulang kali menekankan bahwa keamanan energi adalah prioritas utamanya. India pun memilih untuk tidak menyerah pada tekanan Barat dan terus menimbun pasokan minyak dari Rusia, bahkan setelah batasan harga G7 untuk minyak Rusia mulai berlaku akhir tahun lalu.

Sechin mengatakan, baru-baru ini bahwa Moskow dan New Delhi telah sepakat untuk secara substansial meningkatkan pasokan minyak mentah ke India dan mendiversifikasi nilainya.
(fjo)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More