Pulau Terbesar Rusia Undang China dan India Buat Garap Sumber Energinya
Kamis, 08 Juni 2023 - 02:04 WIB
MOSKOW - Gubernur Sakhalin yang merupakan pulau terbesar di Rusia mengundang perusahaan China dan India untuk memanfaatkan sumber daya energi di kawasan itu setelah kepergian perusahaan raksasa minyak dan gas (migas) Eropa dan Amerika.
Rusia seperti diketahui telah menjalin hubungan politik dan ekonomi yang lebih dekat dengan Asia sejak dimulainya apa yang disebut Kremlin sebagai operasi militer khusus di Ukraina tahun lalu. Pecahnya perang Rusia Ukraina tersebut mengakibatkan sanksi Barat menghujani Moskow.
"Kami mengundang perusahaan dari China dan India ke proyek-proyek kompleks energi. Ini adalah peluang bagus bagi mereka untuk mengisi ceruk yang dikosongkan oleh perusahaan Amerika dan Eropa di pasar layanan minyak dan gas," kata Gubernur Sakhalin, Valery Limarenko di situs web pemerintah seperti dilansir Reuters.
Shell dan ExxonMobil telah menarik diri tahun lalu dari proyek energi di Rusia, menghapus proyek senilai miliaran dolar AS. Pulau Sakhalin adalah lokasi untuk pabrik gas alam cair (LNG) Sakhalin-2 yang dipimpin Gazprom dan proyek minyak Sakhalin-1, di mana produsen minyak terbesar Rusia Rosneft memiliki 20% saham.
ONGC Videsh Limited India juga sudah memiliki saham yang sama dalam proyek tersebut.
Limarenko juga mengatakan, bahwa ladang gas Yuzhno-Kirinskoye, yang diberi sanksi oleh Washington pada tahun 2015 atas peran Moskow di Ukraina pada waktu itu, akan mulai berproduksi sesuai rencana pada tahun 2025.
Rusia seperti diketahui telah menjalin hubungan politik dan ekonomi yang lebih dekat dengan Asia sejak dimulainya apa yang disebut Kremlin sebagai operasi militer khusus di Ukraina tahun lalu. Pecahnya perang Rusia Ukraina tersebut mengakibatkan sanksi Barat menghujani Moskow.
"Kami mengundang perusahaan dari China dan India ke proyek-proyek kompleks energi. Ini adalah peluang bagus bagi mereka untuk mengisi ceruk yang dikosongkan oleh perusahaan Amerika dan Eropa di pasar layanan minyak dan gas," kata Gubernur Sakhalin, Valery Limarenko di situs web pemerintah seperti dilansir Reuters.
Shell dan ExxonMobil telah menarik diri tahun lalu dari proyek energi di Rusia, menghapus proyek senilai miliaran dolar AS. Pulau Sakhalin adalah lokasi untuk pabrik gas alam cair (LNG) Sakhalin-2 yang dipimpin Gazprom dan proyek minyak Sakhalin-1, di mana produsen minyak terbesar Rusia Rosneft memiliki 20% saham.
ONGC Videsh Limited India juga sudah memiliki saham yang sama dalam proyek tersebut.
Limarenko juga mengatakan, bahwa ladang gas Yuzhno-Kirinskoye, yang diberi sanksi oleh Washington pada tahun 2015 atas peran Moskow di Ukraina pada waktu itu, akan mulai berproduksi sesuai rencana pada tahun 2025.
(akr)
tulis komentar anda