Alarm Resesi Berdering, Wall Street Dibuka Tertekan
Senin, 03 Juli 2023 - 23:30 WIB
JAKARTA - Indeks utama Wall Street mengalami tekanan pada pembukaan perdagangan Senin (3/7/2023). Tekanan itu menandai koreksi pertama pasar menyambut awal kuartal III-2023 di tengah munculnya sinyal perlambatan ekonomi atau resesi .
Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 0,27% di 34.313,98. S&P 500 melemah 0,13% di 4.444,42, sedangkan NASDAQ Composite tertekan 0,09% menjadi 13.800,12 pada bel pembukaan.
Saham produsen mobil listrik Tesla naik 6% saat pra-pembukaan menyusul penjualan kendaraan yang melampauai estimasi pasar, didukung oleh insentif dan diskon kendaraan listrik.
Pelaku pasar masih menantikan risalah pertemuan kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve untuk membaca petunjuk terkait laju pengetatan moneter. Risalah The Fed dijadwalkan akan terbit Rabu depan.
Alarm resesi kian mengemuka di kalangan investor setelah kurva imbal hasil (yield curve) surat utang AS mengalami inversi (inverted), yakni suatu kondisi ketika yield obligasi pemerintah jangka panjang lebih kecil daripada yield surat utang jangka pendek.
Ini mencerminkan bahwa investor mulai memindahkan uang mereka dari surat utang jangka pendek ke obligasi bertenor panjang. Indikasi ini menandai adanya pesimisme terhadap prospek ekonomi dalam waktu dekat. Pembalikan ini menjadi indikator perlambatan ekonomi.
Volume perdagangan pasar modal negeri Paman Sam juga dipandang masih akan terbatas terutama menjelang libur hari kemerdekaan pada Selasa (4/7/2023).
Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 0,27% di 34.313,98. S&P 500 melemah 0,13% di 4.444,42, sedangkan NASDAQ Composite tertekan 0,09% menjadi 13.800,12 pada bel pembukaan.
Saham produsen mobil listrik Tesla naik 6% saat pra-pembukaan menyusul penjualan kendaraan yang melampauai estimasi pasar, didukung oleh insentif dan diskon kendaraan listrik.
Pelaku pasar masih menantikan risalah pertemuan kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve untuk membaca petunjuk terkait laju pengetatan moneter. Risalah The Fed dijadwalkan akan terbit Rabu depan.
Alarm resesi kian mengemuka di kalangan investor setelah kurva imbal hasil (yield curve) surat utang AS mengalami inversi (inverted), yakni suatu kondisi ketika yield obligasi pemerintah jangka panjang lebih kecil daripada yield surat utang jangka pendek.
Ini mencerminkan bahwa investor mulai memindahkan uang mereka dari surat utang jangka pendek ke obligasi bertenor panjang. Indikasi ini menandai adanya pesimisme terhadap prospek ekonomi dalam waktu dekat. Pembalikan ini menjadi indikator perlambatan ekonomi.
Volume perdagangan pasar modal negeri Paman Sam juga dipandang masih akan terbatas terutama menjelang libur hari kemerdekaan pada Selasa (4/7/2023).
(uka)
tulis komentar anda