Ssst, Ini Tiga Bocoran dari Sri Mulyani Soal Defisit Sebesar 5,2%

Selasa, 28 Juli 2020 - 11:55 WIB
Foto/SINDOnews
JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk memperlebar defisit APBN tahun 2021 menjadi 5,2%. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, keputusan untuk memperlebar defisit dikarenakan masih tingginya ketidakpastian pertumbuhan ekonomi tahun depan.

Sebelumnya, Sri Mulyani bersama DPR sudah mengutak-atik angka pertumbuhan ekonomi di kisaran antara 4,5% hingga 5,5%. Dengan patokan pertumbuhan sebesar itu, defisit APBN kemudia diproyeksikan sebesar 4,15%.

"Kita melihat bahwa postur APBN untuk 2021 yang sudah disepakati dalam pagu indikatif bersama DPR dengan defisit sebesar 4,15% dari PDB, perlu untuk diperlebar mengingat ketidakpastian yang sangat tinggi,” katanya seusai rapat bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (28/7/2020).



Sri Mulyani mengungkapkan, ada beberapa kondisi ketidakpastian ekonomi tahun depan. Pertama, mengenai kecepatan dan kemungkinan penanganan Covid di seluruh dunia. ( Baca juga: Wusss, Jokowi: Indonesia Diramal Jadi Negara yang Pemulihan Ekonominya Tercepat )

“Pengendalian Covid apakah benar-benar bisa terkendali menjadi mendatar atau menurun. Kemudian munculnya vaksin untuk Covid, akan sangat menentukan langkah dan pola pemulihan tahun 2021,” ungkapnya.

Kedua adalah terkait dengan proyeksi pemulihan ekonomi tahun depan yang sangat tidak pasti karena adanya pandemi. Pasalnya, meski beberapa lembaga memprediksi pemulihan ekonomi akan cepat tahun depan, tapi hal ini masih ada kemungkinan direvisi.

“Jadi meskipun saat ini beberapa lembaga internasional memperkirakan pemulihan ekonomi akan cukup cepat untuk tahun depan. Namun, namun kita melihat bahwa lembaga-lembaga tersebut (akan) terus-menerus melakukan revisi. Sehingga pemulihan ekonomi dunia juga diperkirakan masih tidak pasti. Bisa strong rebound, bisa sifatnya moderate,” paparnya.

Ketiga terkait pemulihan ekonomi Indonesia yang juga akan sangat bergantung pada penanganan Covid. Terutama pada semester II, yaitu kuartal III dan IV ini.

“Kalau penanganannya efektif, dan berjalan seiring dengan pembukaan aktivitas ekonomi, maka kondisi ekonomi bisa recovery pada kuartal III dengan positive growth 0,4% dan pada kuartal IV akan akselerasi ke 3%. Kalau itu terjadi, maka pertumbuhan kita secara seluruh tahun (2020) akan bisa tetap di zona positif,” paparnya.

Sri Mulyani mengatakan, desain APBN tahun 2021 adalah soal bagaimana cara menghadapi ketidakpastian. “Dan kemungkinan pemulihan ekonomi masih sangat dipengaruhi oleh kecepatan penanganan covid,” pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More