Lewat Co-Firing PLTU, PLN Kurangi 429 Ribu Ton Emisi Karbon di Semester I 2023
Minggu, 23 Juli 2023 - 15:00 WIB
JAKARTA - PT PLN (Persero) berhasil mengurangi emisi karbon sebanyak 429 ribu ton melalui program co-firing biomassa sebagai pengganti batu bara di semester I 2023. Berdasarkan laporan, PLN secara kumulatif menggunakan biomassa dengan menerapkan co-firing sekitar 404,5 ribu ton.
"Dalam masa transisi energi, kami menggunakan teknologi co-firing di PLTU sebagai upaya menekan penggunaan batu bara," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam siaran pers, Minggu (23/7/2023).
Dia mengatakan penggunaan terbanyak tercatat di wilayah Jawa, Madura dan Bali (353,6 ribu ton), diikuti wilayah Sumatra dan Kalimantan (38,5 ribu ton), dan wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (12,4 ribu ton). PLN akan terus berupaya agar target dekarbonisasi sebesar 954 ribu ton setara karbon dioksida bisa tercapai pada tahun ini.
Teknologi co-firing adalah substitusi batu bara pada rasio tertentu dengan bahan biomassa, seperti pellet kayu, sampah, cangkang sawit, dan serbuk gergaji. Menurut Darmawan, co-firing tak sekedar mengurangi emisi tetapi juga memberdayakan masyarakat dan membangun ekonomi kerakyatan.
"Kami mengajak masyarakat untuk terlibat aktif membuat bahan baku co-firing, mulai dari penanaman tanaman biomassa hingga pengelolaan sampah rumah tangga untuk dijadikan pellet," jelasnya.
"Dalam masa transisi energi, kami menggunakan teknologi co-firing di PLTU sebagai upaya menekan penggunaan batu bara," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam siaran pers, Minggu (23/7/2023).
Dia mengatakan penggunaan terbanyak tercatat di wilayah Jawa, Madura dan Bali (353,6 ribu ton), diikuti wilayah Sumatra dan Kalimantan (38,5 ribu ton), dan wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (12,4 ribu ton). PLN akan terus berupaya agar target dekarbonisasi sebesar 954 ribu ton setara karbon dioksida bisa tercapai pada tahun ini.
Teknologi co-firing adalah substitusi batu bara pada rasio tertentu dengan bahan biomassa, seperti pellet kayu, sampah, cangkang sawit, dan serbuk gergaji. Menurut Darmawan, co-firing tak sekedar mengurangi emisi tetapi juga memberdayakan masyarakat dan membangun ekonomi kerakyatan.
Baca Juga
"Kami mengajak masyarakat untuk terlibat aktif membuat bahan baku co-firing, mulai dari penanaman tanaman biomassa hingga pengelolaan sampah rumah tangga untuk dijadikan pellet," jelasnya.
(nng)
tulis komentar anda