China Desak Rusia Buka Blokade Ekspor Biji-bijian Laut Hitam Ukraina
Senin, 24 Juli 2023 - 09:40 WIB
JAKARTA - China mendesak Rusia membuka blokade ekspor biji-bijian dan pupuk Laut Hitam Ukraina. Kesepakatan penting pengiriman biji-bijian Laut Hitam ditangguhkan awal pekan ini usai Rusia menghentikan perjanjian.
Media Pemerintah China melaporkan, selama pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Jumat (22/7/2023), Wakil Perwakilan Tetap China untuk PBB Geng Shuang menekankan pentingnya kesepakatan biji-bijian Laut Hitam untuk keamanan pangan global.
China berharap pihak-pihak berkepentingan bekerja sama dengan badan-badan PBB untuk melanjutkan kesepakatan ekspor biji-bijian dan pupuk dari Rusia serta Ukraina dalam waktu dekat.
Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths menandaskan banyak orang kecewa dengan keputusan Rusia. Moskow menarik diri dari kesepakatan biji-bijian yang ditengahi PBB dan Ankara tahun lalu dan memastikan pengiriman aman lebih dari 32 juta ton biji-bijian Kiev.
Dia mengungkapkan sebanyak 362 juta orang penangguhan perjanjian itu merupakan masalah ancaman bagi masa depan dan masa depan anak-anak serta keluarga.
"Mereka tidak sedih, mereka marah. Mereka khawatir, mereka khawatir. Beberapa akan kelaparan, beberapa akan kelaparan, banyak yang mungkin mati akibat keputusan ini," katanya dikutip dari Anadolu Agency, Senin (24/7/2023).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pemulihan kesepakatan. Dia juga meminta negara-negara Barat untuk mempertimbangkan tuntutan Rusia.
Kesepakatan itu ditandatangani di Istanbul pada Juli tahun lalu oleh Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB. Perjanjian ini menciptakan koridor aman melalui Laut Hitam untuk ekspor dari tiga pelabuhan Ukraina yang dihentikan sejak perang dimulai pada Februari 2022.
Pengiriman biji-bijian tersebut untuk membantu mengendalikan harga yang melonjak dan meredakan krisis pangan global. Kesepakatan memulihkan pasokan gandum, minyak bunga matahari, pupuk, dan produk lainnya dari Ukraina, salah satu pengekspor biji-bijian terbesar di dunia.
Rusia menolak untuk memperpanjang perjanjian dengan alasan bagian-bagian yang terkait dengan tuntutannya ini belum dilaksanakan. Rusia mengacu pada penghapusan hambatan ekspor pupuknya, termasuk dimasukkannya Bank Pertanian Rusia milik negara dalam sistem pembayaran internasional SWIFT.
Media Pemerintah China melaporkan, selama pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Jumat (22/7/2023), Wakil Perwakilan Tetap China untuk PBB Geng Shuang menekankan pentingnya kesepakatan biji-bijian Laut Hitam untuk keamanan pangan global.
China berharap pihak-pihak berkepentingan bekerja sama dengan badan-badan PBB untuk melanjutkan kesepakatan ekspor biji-bijian dan pupuk dari Rusia serta Ukraina dalam waktu dekat.
Baca Juga
Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths menandaskan banyak orang kecewa dengan keputusan Rusia. Moskow menarik diri dari kesepakatan biji-bijian yang ditengahi PBB dan Ankara tahun lalu dan memastikan pengiriman aman lebih dari 32 juta ton biji-bijian Kiev.
Dia mengungkapkan sebanyak 362 juta orang penangguhan perjanjian itu merupakan masalah ancaman bagi masa depan dan masa depan anak-anak serta keluarga.
"Mereka tidak sedih, mereka marah. Mereka khawatir, mereka khawatir. Beberapa akan kelaparan, beberapa akan kelaparan, banyak yang mungkin mati akibat keputusan ini," katanya dikutip dari Anadolu Agency, Senin (24/7/2023).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pemulihan kesepakatan. Dia juga meminta negara-negara Barat untuk mempertimbangkan tuntutan Rusia.
Kesepakatan itu ditandatangani di Istanbul pada Juli tahun lalu oleh Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB. Perjanjian ini menciptakan koridor aman melalui Laut Hitam untuk ekspor dari tiga pelabuhan Ukraina yang dihentikan sejak perang dimulai pada Februari 2022.
Pengiriman biji-bijian tersebut untuk membantu mengendalikan harga yang melonjak dan meredakan krisis pangan global. Kesepakatan memulihkan pasokan gandum, minyak bunga matahari, pupuk, dan produk lainnya dari Ukraina, salah satu pengekspor biji-bijian terbesar di dunia.
Rusia menolak untuk memperpanjang perjanjian dengan alasan bagian-bagian yang terkait dengan tuntutannya ini belum dilaksanakan. Rusia mengacu pada penghapusan hambatan ekspor pupuknya, termasuk dimasukkannya Bank Pertanian Rusia milik negara dalam sistem pembayaran internasional SWIFT.
(nng)
tulis komentar anda