Krisis Keuangan Datang, Sri Mulyani: Menkeu yang Selalu Dimarahi dan Bagian Cuci Piring

Selasa, 25 Juli 2023 - 13:33 WIB
Sri Mulyani mengaku, heran tidak ada satu orang pun yang menyalahkan profesi keuangan saat krisis keuangan datang. Sebaliknya Menteri Keuangan yang selalu dimarahi dan kebagian tugas cuci piring. Foto/Dok
JAKARTA - Menteri Keuangan atau Menkeu, Sri Mulyani Indrawati mengaku, heran tidak ada satu orang pun yang menyalahkan profesi keuangan saat krisis keuangan datang. Dimana menurutnya krisis keuangan di Indonesia dan Asia Tenggara di tahun 1997-1998, krisis keuangan dunia 2008-2009, semuanya berasal dari profesi keuangan yang salah membuat assessment.

"Herannya, kalau terjadi krisis keuangan, Anda (profesi keuangan) nggak pernah disebut. Kan enggak pernah pas krisis keuangan 1997-1998, IAI ditanyain? Kan enggak juga. Padahal banyak representasi yang salah banget," ujar Sri Mulyani dalam Opening Ceremony Profesi Keuangan Expo 2023 di Jakarta, Selasa (25/7/2023).





Dia juga menyoroti, waktu krisis asuransi bertumbangan, tidak ada yang menanyakan atau menunjuk kesalahan kepada profesi akuntan atau aktuaris. Justru yang menerima amarahnya adalah Menteri Keuangan.

"Yang dimarahin si Menteri Keuangan, yang cuci piring. Yang lebih menonjol adalah bagaimana menyelesaikan dan itu konsekuensinya adalah masyarakat kehilangan hartanya, entah pensiun, asuransi, ada negara yang harus mengambil dana publik untuk bailout, ada pihak yang betul-betul harus menanggung kerugian yang besar, ada segelintir yang menikmati, dan disitulah letak keadilan dan ketidakadilan," jelasnya.



Kalau yang salah hanya satu kantor akuntan, Sri Mulyani mengungkapkan, tentu bisa disemprit. Namun bagaimana jika salahnya masif yakni seluruh industri, akibat kesalahan dari valuasi. Inilah terang Menkeu, yang disebut dalam ekonomi sebagai bubble.

"Bubble itu kalau orang Jawa bilang plembungan. Makin besar bubble-nya, berarti balon itu menjadi makin tipis, dibutuhkan satu kali saja, kadang not even jarum, baru mau dipegang, dia meledak. Karena dia makin tipis," ungkap Sri Mulyani.

Pada saat bubble terjadi, Sri menyebut semua pihak senang seakan asetnya naik, wealth-nya naik, kekayaannya naik, balancingnya kayaknya bagus. Padahal neracanya kalau dilihat asetnya menggelembung banyak, liabilitasnya sepertinya diperkecil. Ekuitasnya seolah besar sekali dan nampak sehat.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More