Airlangga: Ekonomi Digital ASEAN Bisa Tembus Rp30.500 Triliun di 2030
Kamis, 24 Agustus 2023 - 13:37 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan pertumbuhan ekonomi digital ASEAN tumbuh menjadi USD2 triliun atau Rp30.500 triliun pada 2030. Diungkapkannya hal itu karena adanya Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang awalnya hanya ditargetkan sebesar USD1 triliun atau Rp15.200 triliun.
"Ekonomi ASEAN saat digitalisasi di tahun depan sekitar USD 300 billion, dan akan menjadi USD 1 triliun di tahun 2030. Dengan adanya Digital Economy Framework Agreement ini diharapkan angkanya menjadi double, menjadi USD2 triliun di tahun 2030," ungkapnya dalam Symposium on Digital Economy and Sustainibility di Shangri La Hotel Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Airlangga menyebutkan, dampak pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia juga cukup tinggi. Sebab ekonomi digital Indonesia penyumbang ketiga terbesar di ASEAN dengan kontribusi 40 persen.
Oleh karena itu, dengan Digital Economy Framework Agreement pada 2030 mendatang, partumbuhan ekonomi digital Indonesia bisa merangkak naik menjadi USD300 miliar hingga USD400 miliar.
"Mengingat hal ini, baik ASEAN maupun Indonesia yakin dapat memposisikan ekonomi digital sebagai mesin pertumbuhan berikutnya dan sumber daya saing baru," imbuhnya.
Airlangga menuturkan, pemerintah juga telah melakukan banyak upaya untuk mempercepat pengembangan ekonomi digital, termasuk pengembangan infrastruktur. Selain itu, meningkatkan keterampilan digital dan literasi untuk membina kewirausahaan, mengembangkan kemitraan publik-swasta serta meluncurkan kawasan ekonomi khusus untuk infrastruktur digital.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, fokus pemerintah di sektor ekonomi digital ini juga mengingat Indonesia memiliki jumlah startup terbesar ketiga di Asia sekitar 2.500 startup, sementara total startup yang dimiliki ASEAN sebanyak 4.500 startup.
"Leadership Indonesia di sektor kesehatan misalnya, startup-nya bisa punya customer 35 juta, kemudian di industri perikanan, agrotech, ekspor ikan tuna dan fintech, ini menjadi andalan Indonesia di digitalisasi," tutupnya.
"Ekonomi ASEAN saat digitalisasi di tahun depan sekitar USD 300 billion, dan akan menjadi USD 1 triliun di tahun 2030. Dengan adanya Digital Economy Framework Agreement ini diharapkan angkanya menjadi double, menjadi USD2 triliun di tahun 2030," ungkapnya dalam Symposium on Digital Economy and Sustainibility di Shangri La Hotel Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Baca Juga
Airlangga menyebutkan, dampak pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia juga cukup tinggi. Sebab ekonomi digital Indonesia penyumbang ketiga terbesar di ASEAN dengan kontribusi 40 persen.
Oleh karena itu, dengan Digital Economy Framework Agreement pada 2030 mendatang, partumbuhan ekonomi digital Indonesia bisa merangkak naik menjadi USD300 miliar hingga USD400 miliar.
"Mengingat hal ini, baik ASEAN maupun Indonesia yakin dapat memposisikan ekonomi digital sebagai mesin pertumbuhan berikutnya dan sumber daya saing baru," imbuhnya.
Airlangga menuturkan, pemerintah juga telah melakukan banyak upaya untuk mempercepat pengembangan ekonomi digital, termasuk pengembangan infrastruktur. Selain itu, meningkatkan keterampilan digital dan literasi untuk membina kewirausahaan, mengembangkan kemitraan publik-swasta serta meluncurkan kawasan ekonomi khusus untuk infrastruktur digital.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, fokus pemerintah di sektor ekonomi digital ini juga mengingat Indonesia memiliki jumlah startup terbesar ketiga di Asia sekitar 2.500 startup, sementara total startup yang dimiliki ASEAN sebanyak 4.500 startup.
"Leadership Indonesia di sektor kesehatan misalnya, startup-nya bisa punya customer 35 juta, kemudian di industri perikanan, agrotech, ekspor ikan tuna dan fintech, ini menjadi andalan Indonesia di digitalisasi," tutupnya.
(nng)
tulis komentar anda