Misi Kemenkop UKM Ingin Pondok Pesantren Menjadi Pusat Kegiatan Ekonomi
Minggu, 27 Agustus 2023 - 17:00 WIB
"Maka, bisa tercipta ekosistem bisnis antar sesama Ponpes, hingga jejaring ekonomi antar Kopontren. Bahkan, para santri dengan jiwa entrepreneur yang kuat, bisa memiliki kemandirian secara ekonomi," tutur Arif.
Oleh karena itu, Arif mendorong peningkatan produktivitas dan pemberdayaan Pondok Pesantren melalui semangat entrepreneurship, serta memperkuat kelembagaan koperasi. "Koperasi juga harus dikelola dengan sistem tata kelola modern," katanya lagi.
Dengan memiliki ilmu manajemen modern, Arif meyakini Kopontren mampu membaca peluang usaha dan memahami apa yang dibutuhkan masyarakat. "Bisa dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana, seperti kebutuhan santri akan pakaian, sandal jepit, dan sebagainya. Intinya, Kopontren mampu menciptakan produk substitusi yang selama ini dipasok dari luar," bebernya.
Untuk mewujudkan itu semua, Arif memaparkan sejumlah Program Prioritas dari pemerintah yang bisa dimanfaatkan pelaku UMKM, termasuk koperasi. Dari akses pembiayaan (Holding Ultra Mikro) dari Mekaar PNM, Rumah Produksi Bersama (Factory Sharing), hingga Rumah Kemasan.
Menurut Arif, ide pendirian Rumah Produksi Bersama dan Rumah Kemasan tersebut, tidak harus menunggu program dari KemenkopUKM. Karena, hal itu bisa dilakukan secara mandiri dan swadaya di daerah, seperti dilakukan di Mojokerto dan Bandung.
"Bila itu bisa terealisasi, Kopontren bisa membangun pusat oleh-oleh khas daerah berisi produk berkualitas dengan kemasan yang bagus," jelas Arif.
SesKemenkopUKM pun mengingatkan, dalam mengembangkan perekonomian daerah tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, melainkan perlu sinergi dan kolaborasi dengan banyak pihak.
Oleh karena itu, Arif mendorong peningkatan produktivitas dan pemberdayaan Pondok Pesantren melalui semangat entrepreneurship, serta memperkuat kelembagaan koperasi. "Koperasi juga harus dikelola dengan sistem tata kelola modern," katanya lagi.
Dengan memiliki ilmu manajemen modern, Arif meyakini Kopontren mampu membaca peluang usaha dan memahami apa yang dibutuhkan masyarakat. "Bisa dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana, seperti kebutuhan santri akan pakaian, sandal jepit, dan sebagainya. Intinya, Kopontren mampu menciptakan produk substitusi yang selama ini dipasok dari luar," bebernya.
Untuk mewujudkan itu semua, Arif memaparkan sejumlah Program Prioritas dari pemerintah yang bisa dimanfaatkan pelaku UMKM, termasuk koperasi. Dari akses pembiayaan (Holding Ultra Mikro) dari Mekaar PNM, Rumah Produksi Bersama (Factory Sharing), hingga Rumah Kemasan.
Menurut Arif, ide pendirian Rumah Produksi Bersama dan Rumah Kemasan tersebut, tidak harus menunggu program dari KemenkopUKM. Karena, hal itu bisa dilakukan secara mandiri dan swadaya di daerah, seperti dilakukan di Mojokerto dan Bandung.
"Bila itu bisa terealisasi, Kopontren bisa membangun pusat oleh-oleh khas daerah berisi produk berkualitas dengan kemasan yang bagus," jelas Arif.
SesKemenkopUKM pun mengingatkan, dalam mengembangkan perekonomian daerah tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, melainkan perlu sinergi dan kolaborasi dengan banyak pihak.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda