IHSG Berpeluang Rebound ke 6.900, Pasar Cermati Efek Pidato Bos The Fed
Senin, 28 Agustus 2023 - 07:18 WIB
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berpotensi rebound pada perdagangan, Senin (28/8/2023) di kisaran 6.900, setelah pada akhir pekan lalu terkoreksi 0,06% di 6.895,44. Secara teknikal indeks komposit mulai bangkit sejak menyentuh area 6.869,63.
Apabila mampu menjaga di level pivot 6.880, maka IHSG berpotensi menembus 6.900, dengan area resistance di 6.950. Baca Juga: The Fed
Fokus investor juga bakal ke arah proyeksi ekonomi AS pasca-pemangkasan credit ratings oleh sejumlah lembaga pemeringkat kredit. Diketahui, suku bunga yang tinggi memberi tekanan terhadap aset berisiko seperti saham.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) resmi mempertahankan suku bunga acuan atau BI7RR di level 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Agustus 2023. Ini merupakan 8 bulan berturut-turut, BI7RR berada di level tersebut.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai, kebijakan ini strategis sebagai upaya menjaga stabilitas rupiah, "di tengah sentimen risk off yang mempengaruhi pasar keuangan negara berkembang, termasuk market domestik," terangnya.
Pekan ini pasar akan menantikan data inflasi terbaru Indonesia, serta indeks manufaktur periode Agustus 2023. "Inflasi diperkirakan meningkat, tetapi diyakini tidak sampai mengganggu stabilitas keuangan domestik," jelas Phintraco.
Apabila mampu menjaga di level pivot 6.880, maka IHSG berpotensi menembus 6.900, dengan area resistance di 6.950. Baca Juga: The Fed
Fokus investor juga bakal ke arah proyeksi ekonomi AS pasca-pemangkasan credit ratings oleh sejumlah lembaga pemeringkat kredit. Diketahui, suku bunga yang tinggi memberi tekanan terhadap aset berisiko seperti saham.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) resmi mempertahankan suku bunga acuan atau BI7RR di level 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Agustus 2023. Ini merupakan 8 bulan berturut-turut, BI7RR berada di level tersebut.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai, kebijakan ini strategis sebagai upaya menjaga stabilitas rupiah, "di tengah sentimen risk off yang mempengaruhi pasar keuangan negara berkembang, termasuk market domestik," terangnya.
Pekan ini pasar akan menantikan data inflasi terbaru Indonesia, serta indeks manufaktur periode Agustus 2023. "Inflasi diperkirakan meningkat, tetapi diyakini tidak sampai mengganggu stabilitas keuangan domestik," jelas Phintraco.
(akr)
tulis komentar anda