Wadaw! Penumpang dengan Tinggi di Atas 175 Cm Harus Nunduk saat Naik LRT Jabodebek
Selasa, 29 Agustus 2023 - 16:32 WIB
JAKARTA - LRT Jabodebek diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Senin kemarin (28/8/2023). Setelah peresmian, masyarakat sudah bisa menggunakan transportasi tanpa masinis tersebut.
Namun, baru sehari dioperasikan, masyarakat mengeluh soal kereta yang digunakan terlalu sempit atau rendah untuk masyarakat yang postur tubuhnya tinggi. Tak pelak, kondisi itu membuat warga kurang nyaman.
Menanggapi keluhan tersebut, Manager Public Relations Divisi LRT Jabodebek PT KAI Kuswardojo mengatakan, terkait sarana kereta LRT Jabodebek merupakan buatan INKA. BUMN itu kemudian mendesain kereta sesuai dengan rata-rata postur tubuh masyarakat Indonesia.
"Kalau terkait sarana yang ada memang dibuat sama INKA. Mereka ukur disesuaikan dengan rata-rata tinggi badan warga Indonesia," katanya saat ditemui di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Dia juga mengakui bahwa waktu operasional pertama, terdapat warga negara asing (WNA) yang menjajal LRT Jabodebek. Postur tubuhnya yang tinggi membuatnya harus memiringkan badan.
"Kemarin ada case juga penumpang warga asing sampai miringkan badannya. Ya mohon maaf memang kan diukur rata-rata tinggi badan WNI kan 160 cm. Jadi kalau 175 cm ke atas memang harus nunduk," katanya.
Kuswardojo mengatakan bahwa aspirasi masyarakat terkait dengan sarana sudah disampaikan ke INKA. Apakah nanti bisa dimodifikasi atau disesuaikan, tergantung situasi dan tantangan.
"Cuma perlu jadi catatan ini kan LRT itu operasinya by sistem. Jadi ketika mengubah salah satu paling dekat pintu aja, sistem harus berubah. Ketika diubah, harus semua diubah dan update lagi butuh waktu lama," katanya.
"Jadi mohon maaf semua pengguna jasa tinggi badan memang disesuaikan sama rata-rata tinggi badan orang Indonesia," tambahnya.
Namun, baru sehari dioperasikan, masyarakat mengeluh soal kereta yang digunakan terlalu sempit atau rendah untuk masyarakat yang postur tubuhnya tinggi. Tak pelak, kondisi itu membuat warga kurang nyaman.
Menanggapi keluhan tersebut, Manager Public Relations Divisi LRT Jabodebek PT KAI Kuswardojo mengatakan, terkait sarana kereta LRT Jabodebek merupakan buatan INKA. BUMN itu kemudian mendesain kereta sesuai dengan rata-rata postur tubuh masyarakat Indonesia.
"Kalau terkait sarana yang ada memang dibuat sama INKA. Mereka ukur disesuaikan dengan rata-rata tinggi badan warga Indonesia," katanya saat ditemui di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Dia juga mengakui bahwa waktu operasional pertama, terdapat warga negara asing (WNA) yang menjajal LRT Jabodebek. Postur tubuhnya yang tinggi membuatnya harus memiringkan badan.
"Kemarin ada case juga penumpang warga asing sampai miringkan badannya. Ya mohon maaf memang kan diukur rata-rata tinggi badan WNI kan 160 cm. Jadi kalau 175 cm ke atas memang harus nunduk," katanya.
Kuswardojo mengatakan bahwa aspirasi masyarakat terkait dengan sarana sudah disampaikan ke INKA. Apakah nanti bisa dimodifikasi atau disesuaikan, tergantung situasi dan tantangan.
"Cuma perlu jadi catatan ini kan LRT itu operasinya by sistem. Jadi ketika mengubah salah satu paling dekat pintu aja, sistem harus berubah. Ketika diubah, harus semua diubah dan update lagi butuh waktu lama," katanya.
"Jadi mohon maaf semua pengguna jasa tinggi badan memang disesuaikan sama rata-rata tinggi badan orang Indonesia," tambahnya.
(uka)
tulis komentar anda