Dukung Mandatori B35, Pana Oil Edukasi Pengguna dari Sektor Tambang
Selasa, 29 Agustus 2023 - 18:05 WIB
"Ketika diinjeksi maka kabutnya lebih besar. Solar habis terbakar dan FAME tidak habis terbakar sehingga sebagian terbawa oleh blow by gas turun ke crankcase, dan masuk ke dalam pelumas," tuturnya.
Di sisi lain, lanjutnya, dengan viskositas pelumas yang lebih tinggi dibandingkan dengan FAME, masuknya FAME menyebabkan pelumas makin encer. Oleh sebab itu, pelumas justru menjadi lebih licin karena seperti mendapatkan aditif anti-friction melalui FAME tersebut.
"Karena itulah di lapangan sangat jarang mendapatkan keluhan terkait pelumas dari pengguna B35 di lapangan. Ganti oli tetap normal 250 jam atau 500 jam saja. Tapi, mereka mengeluhkan masalah ganti filter jadi lebih sering, power loss, interval injector service menjadi lebih cepat, bahan bakar lebih boros," tutur Tri.
Tri menjelaskan, dengan sifatnya yang higroskopis, B35 di tangki timbun yang memiliki ruang kosong di dalamnya memungkinkan terjadinya kondensasi uap air sehingga kadar air dalam bahan bakar makin bertambah. Air yang tercampur dalam bahan bakar, lanjutnya, membentuk emulsi yang memicu bakteri dan jamur, sehingga timbul lapisan gel yang bermuara di filter bahan bakar.
Terlepas dari itu, Tri menilai program mandatori B35 memberikan banyak manfaat seperti penghiliran CPO sekaligus sejalan dengan upaya pemerintah dalam menurunkan emisi karbon. Di sisi lain, dampak negatif dari B35 perlu diatasi agar program B35 berjalan lancar dan tidak merugikan pelaku industri dan pengguna.
Di kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo)Bambang Tjahjono juga mengakui bahwa ada sifat negatif biodiesel seperti penggunaan bahan bakar menjadi lebih boros dan sifat higroskopisnya yang berpotensi membahayakan mesin. Karena itu, kata dia, sebagai industri pengguna B35 terbesar, Aspindo turut memberikan edukasi tentang pemeliharaan mesin dan penyimpanan B35 agar kinerja alat-alat berat tetap optimal.
Terkait dampaknya ke pelumas, Bambang menyarankan agar diadakan riset khusus untuk mengetahui apakah B35 mempengaruhi kualitas pelumas, khususnya oli mesin. "Misalnya dalam jangka panjang apakah bisa memperpendek umur oli, ini perlu diriset," tandasnya.
Di sisi lain, lanjutnya, dengan viskositas pelumas yang lebih tinggi dibandingkan dengan FAME, masuknya FAME menyebabkan pelumas makin encer. Oleh sebab itu, pelumas justru menjadi lebih licin karena seperti mendapatkan aditif anti-friction melalui FAME tersebut.
"Karena itulah di lapangan sangat jarang mendapatkan keluhan terkait pelumas dari pengguna B35 di lapangan. Ganti oli tetap normal 250 jam atau 500 jam saja. Tapi, mereka mengeluhkan masalah ganti filter jadi lebih sering, power loss, interval injector service menjadi lebih cepat, bahan bakar lebih boros," tutur Tri.
Tri menjelaskan, dengan sifatnya yang higroskopis, B35 di tangki timbun yang memiliki ruang kosong di dalamnya memungkinkan terjadinya kondensasi uap air sehingga kadar air dalam bahan bakar makin bertambah. Air yang tercampur dalam bahan bakar, lanjutnya, membentuk emulsi yang memicu bakteri dan jamur, sehingga timbul lapisan gel yang bermuara di filter bahan bakar.
Terlepas dari itu, Tri menilai program mandatori B35 memberikan banyak manfaat seperti penghiliran CPO sekaligus sejalan dengan upaya pemerintah dalam menurunkan emisi karbon. Di sisi lain, dampak negatif dari B35 perlu diatasi agar program B35 berjalan lancar dan tidak merugikan pelaku industri dan pengguna.
Di kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo)Bambang Tjahjono juga mengakui bahwa ada sifat negatif biodiesel seperti penggunaan bahan bakar menjadi lebih boros dan sifat higroskopisnya yang berpotensi membahayakan mesin. Karena itu, kata dia, sebagai industri pengguna B35 terbesar, Aspindo turut memberikan edukasi tentang pemeliharaan mesin dan penyimpanan B35 agar kinerja alat-alat berat tetap optimal.
Terkait dampaknya ke pelumas, Bambang menyarankan agar diadakan riset khusus untuk mengetahui apakah B35 mempengaruhi kualitas pelumas, khususnya oli mesin. "Misalnya dalam jangka panjang apakah bisa memperpendek umur oli, ini perlu diriset," tandasnya.
(fjo)
Lihat Juga :
tulis komentar anda