Mentari Bisa Bikin Indonesia Jadi Negara Adidaya Energi Terbarukan
Jum'at, 31 Juli 2020 - 07:35 WIB
Melalui kerja sama ini, Kementerian ESDM menyambut baik mengingat Pemerintah Inggris sudah lebih berpengalaman dalam pengembangan energi terbarukan. Inggris dinilai sebagai negara tersukses di dunia yang berhasil mengurangi porsi energi fosil secara drastis sejak pandemi berlangsung.
Bahkan di bulan Juli ini, Pemerintah Inggris telah menggelontorkan dana senilai Rp73 triliun untuk sektor energi terbarukan guna menstimulus pertumbuhan ekonomi domestik.
"Ini bukti komitmen kami terhadap energi berbasis ramah lingkungan, menciptakan lapangan kerja, serta mengembalikan aktivitas perekonomian," kata Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia.
Sejalan dengan langkah tersebut, Jenkins menilai Indonesia juga punya potensi besar menjadi salah satu negara terbesar di dunia dalam pengembangan EBT di masa mendatang. Apalagi sektor tersebut baru digarap 2,4% atau 10 giga watt (GW) dari total kapasitas untuk dikonversi menjadi listrik sebesar 442 GW.
"Indonesia memiliki peluang menjadi negara adidaya di sektor energi terbarukan. Apalagi kita tengah menghadapi tantangan pemulihan ekonomi global berbasis lingkungan (green economy) dan telah memasuki masa kritis dalam melawan perubahan iklim. Saya senang Inggris bermitra dengan Indonesia melalui program Mentari dalam mendukung transisi energinya," jelas Jenkins.
Nantinya, Inggris akan berbagi pengalaman dalam menyiapkan kerangka regulasi di seputar energi terbarukan yang bermuara pada pembentukan ikilm bisnis yang lebih baik serta mendorong keterlibatan swasta dalam proyek-proyek EBT baik on-grid maupun off-grid terutama di Indonesia Timur.
Selain bantuan teknis, mitra usaha (match-making), pengetahuan, dan inovasi, program ini akan fokus pada peningkatan kapasitas listrik di proyek mikro grid serta membangun hubungan dagang EBT di tingkat domestik maupun internasional.
"Ini fase baru bagi Indonesia dalam menjalankan transisi energi. Selain mengurangi emisi dan melindungi lingkungan, pemanfaatan EBT akan meningkatkan ketahanan energi dan membangun sistem listrik yang andal dengan biaya terjangkau," tutup Jenkins.
Bahkan di bulan Juli ini, Pemerintah Inggris telah menggelontorkan dana senilai Rp73 triliun untuk sektor energi terbarukan guna menstimulus pertumbuhan ekonomi domestik.
"Ini bukti komitmen kami terhadap energi berbasis ramah lingkungan, menciptakan lapangan kerja, serta mengembalikan aktivitas perekonomian," kata Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia.
Sejalan dengan langkah tersebut, Jenkins menilai Indonesia juga punya potensi besar menjadi salah satu negara terbesar di dunia dalam pengembangan EBT di masa mendatang. Apalagi sektor tersebut baru digarap 2,4% atau 10 giga watt (GW) dari total kapasitas untuk dikonversi menjadi listrik sebesar 442 GW.
"Indonesia memiliki peluang menjadi negara adidaya di sektor energi terbarukan. Apalagi kita tengah menghadapi tantangan pemulihan ekonomi global berbasis lingkungan (green economy) dan telah memasuki masa kritis dalam melawan perubahan iklim. Saya senang Inggris bermitra dengan Indonesia melalui program Mentari dalam mendukung transisi energinya," jelas Jenkins.
Nantinya, Inggris akan berbagi pengalaman dalam menyiapkan kerangka regulasi di seputar energi terbarukan yang bermuara pada pembentukan ikilm bisnis yang lebih baik serta mendorong keterlibatan swasta dalam proyek-proyek EBT baik on-grid maupun off-grid terutama di Indonesia Timur.
Selain bantuan teknis, mitra usaha (match-making), pengetahuan, dan inovasi, program ini akan fokus pada peningkatan kapasitas listrik di proyek mikro grid serta membangun hubungan dagang EBT di tingkat domestik maupun internasional.
"Ini fase baru bagi Indonesia dalam menjalankan transisi energi. Selain mengurangi emisi dan melindungi lingkungan, pemanfaatan EBT akan meningkatkan ketahanan energi dan membangun sistem listrik yang andal dengan biaya terjangkau," tutup Jenkins.
(uka)
tulis komentar anda