Tak Ada Habisnya Dengan Influencer

Sabtu, 01 Agustus 2020 - 11:23 WIB
Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital Dr. Firman Kurniawan S. Foto/Dok Pribadi
JAKARTA - Dr. Firman Kurniawan S

Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital

Pendiri LITEROS.org

Hidup adalah lakon ajaib dan menyimpan misteri. Paling tidak, itulah yang dirasakan para penggemar artis pop Korea Selatan, Jungkook BTS . Pasalnya, produk susu UHT Indomilk rasa pisang yang biasa dibanderol produsen seharga Rp3.800 – Rp4.800 di berbagai gerai, setelah ditampilkan di twitter pesohor ini, harganya melonjak drastis jadi Rp100.000. Sebuah lonjakan irasional yang ternyata tak surutkan minat calon pembelinya.



Melihat peluang ini, tak heran ada yang nekad adu peruntungan, pasang harga sampai Rp10 Juta di lapak online. Harga Rp10 juta untuk sekotak susu UHT, yang bahkan hitungan isinyapun tak sampai 1 liter. Tentu suatu rangkaian anomali yang mengundang decak kagum dan keheranan. Jagad digital menjadikan topik Indomilk rasa pisang ini viral beberapa saat (SINDOnews, 30 Juli 2020). (Baca: Viral Harga Susu Indomilk Rasa Pisang Melangit Hingga Rp10 Juta, Cek Faktanya! )

Jika memang kolaborasi strategis yang terjadi antara Sang Pesohor dengan perusahaan susu UHT produsennya, entah berapa bagian yang bakal diterima Jungkook dan BTS. Sihir dunia digital bekerja penuh. Ia beroperasi dengan memadukan reputasi pesohor, yang menjalar lewat gulungan emosi army, julukan untuk penggemar BTS.

Munculnya minat irasional yang tak selalu bisa dijelaskan lewat bahasa ini, jadi barang lumrah di jagad digital. Gampangnya memperoleh rejeki berlimpah dengan andalkan reputasi, bukan lagi barang langka. Jungkook dan Indomilk bukan fenomena yang pertama, dan nampak belum bakal jadi yang terakhir.

Terhadap kenyataan ini, selain beberapa bahasan sejenis yang pernah saya urai pada tulisan sebelumnya, misalnya yang membahas soal fenomena kolaborasi strategis pada brand Supreme, Harikrishna Kundariya, 2020, dalam uraiannya How to Leverage Influencer Marketing for Boosting Ecommerce Sales in 2020? menyebut, media sosial tidak lagi hanya cara untuk terhubung dengan orang-orang tetapi juga cara untuk memasarkan bisnis dan menawarkannya ke seluruh dunia. (Baca juga: Mengapa Harga Oreo Supreme Mahal dan Bagaimana Rasanya? )

Ketika sejumlah besar orang bergabung dengan saluran media sosial seperti Facebook, Instagram, LinkedIn, dll, beberapa dari mereka mulai memengaruhi orang lain dengan membuat, menyusun, serta berbagi cerita, foto, dan video mereka sendiri. Memanfaatkan influencer sebagai upaya mendongkrak kinerja penjualan, bukan tindakan tabu. Hanya catatannya, memanfaatkan influencer untuk mendorong kinerja penjualan di jagad digital, sama sekali bukan kerja ajaib seajaib hasilnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More