Pedagang Tanah Abang Menjerit, Platform Online Bikin Pendapatan Berkurang Drastis
Jum'at, 15 September 2023 - 19:59 WIB
Pedagang lainnya yang ditemui MNC Portal, Ridho (25) yang berjualan kebaya di Pasar Tanah Abang juga mengeluhkan hal yang serupa dengan Syaiful. Bahwa tingkat kunjungan masyarakat ke pasar Tanah Abang tidak lagi seramai pada saat sebelum pandemi covid 19.
Karena sepi pengunjung, strategi Ridho adalah menurunkan harga jual produknya. Hal itu berarti mengorbankan keuntungannya. Namun harga yang dijual Ridho pun nyatanya belum mampu membuat masyarakat kembali mengunjungi pasar Tanah Abang.
"Dulu bisa jual harga tinggi, sekitar Rp200 ribu, sekarang itu paling ambil untung cuma Rp10 ribu. Sebelum itu mau ambil untung Rp50 ribu masih dapat," kata Ridho.
Bahkan sebelum Pandemi, Ridho mengaku dalam satu hari mampu menjual sampai 40 potong baju perharinya. Tapi masifnya perkembangan platform penjualan online pasca pandemi ini membuat Ridho tidak mampu menjual baju 10 potong seharinya.
"Jual di platform online itu kadang berbanding jauh harganya, bahkan kadang ada yang menjual di bawah harga modal saya, tetap tidak masuk," sambungnya.
Ridho berharap bantuan Pemerintah untuk memperhatikan masalah platform penjualan online ini yang cukup banyak merugikan para pelaku usaha konvensional. Belum lagi lewat platform tersebut juga makin memuluskan perdagangan barang-barang impor yang punya harga jauh lebih murah dibandingkan produk lokal.
"Buat pemerintah tolong bergeraklah, mencoba mengerti pedagang kecil," pungkasnya.
Karena sepi pengunjung, strategi Ridho adalah menurunkan harga jual produknya. Hal itu berarti mengorbankan keuntungannya. Namun harga yang dijual Ridho pun nyatanya belum mampu membuat masyarakat kembali mengunjungi pasar Tanah Abang.
"Dulu bisa jual harga tinggi, sekitar Rp200 ribu, sekarang itu paling ambil untung cuma Rp10 ribu. Sebelum itu mau ambil untung Rp50 ribu masih dapat," kata Ridho.
Bahkan sebelum Pandemi, Ridho mengaku dalam satu hari mampu menjual sampai 40 potong baju perharinya. Tapi masifnya perkembangan platform penjualan online pasca pandemi ini membuat Ridho tidak mampu menjual baju 10 potong seharinya.
"Jual di platform online itu kadang berbanding jauh harganya, bahkan kadang ada yang menjual di bawah harga modal saya, tetap tidak masuk," sambungnya.
Ridho berharap bantuan Pemerintah untuk memperhatikan masalah platform penjualan online ini yang cukup banyak merugikan para pelaku usaha konvensional. Belum lagi lewat platform tersebut juga makin memuluskan perdagangan barang-barang impor yang punya harga jauh lebih murah dibandingkan produk lokal.
"Buat pemerintah tolong bergeraklah, mencoba mengerti pedagang kecil," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda