Peluang! Permintaan Global Buah Paling Bau Sedunia Ini Melonjak 400%
Rabu, 20 September 2023 - 12:44 WIB
JAKARTA - Memiliki banyak julukan, mulai dari raja buah-buahan hingga buah paling berbau di dunia, durian di masa mendatang berpeluang menjadi primadona ekspor baru dari Asia Tenggara. Menurut laporan HSBC, permintaan global buah berbau tajam tersebut melonjak 400% dari tahun ke tahun.
Meroketnya permintaan durian sebagian besar didukung oleh China yang tengah "tergila-gila" pada buah ini. "Melawan tren global, permintaan durian melonjak 400% tahun-ke-tahun yang disebabkan oleh kegilaan di China," ungkap sebuah laporan HSBC, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (20/0/2023).
Ekonom ASEAN HSBC Aris Dacanay dalam laporannya menyebutkan, selama dua tahun terakhir, China mengimpor durian senilai USD6 miliar atau sekira Rp90 triliun (kurs Rp15.000/USD) - yang merupakan 91% dari permintaan global.
Booming durian tersebut sebagian besar terkonsentrasi di China, di mana konsumen di negara itu tidak melihatnya hanya sebagai buah, melainkan juga sebagai hadiah yang memamerkan kekayaan si pemberi. Selain itu, di China menjadi hal yang lumrah pula untuk memasukkan durian sebagai bagian dari hadiah adat kepada teman dan kerabat saat pertunangan.
Menurut data dari HSBC, meskipun lonjakan permintaan durian di China dimulai pada awal tahun 2017, permintaan tersebut baru melesat pada akhir tahun 2022. Raja buah-buahan ini dijual dengan harga lebih dari USD10/kg atau sekitar Rp150.000 di China, dibandingkan dengan rata-rata sekitar USD6/kg atau Rp90.000/kg di negara-negara Asia Tenggara.
Pemasok utama durian sejauh ini adalah negara-negara ASEAN, yang menyumbang 90% ekspor durian dunia pada tahun 2022. Tercatat, Thailand menyumbang 99% dari total ekspor durian di 10 negara blok Asia Tenggara yang terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
"Apakah durian akan menjadi karet baru? Mungkin suatu hari nanti, memberi durian kepada ibu mertua akan menjadi tradisi dunia. Hanya waktu yang akan menjawabnya," kata Dacanay lagi.
Yang pasti, lonjakan permintaan durian juga membawa peluang bagi negara-negara Asia Tenggara lainnya, tidak hanya Thailand. Pasar China yang begitu besar memberi banyak ruang bagi negara-negara ASEAN lainnya untuk ikut serta dan bersaing untuk memasok durian.
Kesepakatan perdagangan bebas Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, yang mencakup blok ASEAN selain China, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Selandia Baru, juga memungkinkan para peserta memiliki akses yang lebih bebas dan setara ke pasar China.
"Ada peluang besar, pasar durian masih semakin besar seiring dengan semangat negara-negara lain di ASEAN untuk bersaing melawan dominasi Thailand atas raja buah-buahan ini," kata Dacanay.
Meroketnya permintaan durian sebagian besar didukung oleh China yang tengah "tergila-gila" pada buah ini. "Melawan tren global, permintaan durian melonjak 400% tahun-ke-tahun yang disebabkan oleh kegilaan di China," ungkap sebuah laporan HSBC, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (20/0/2023).
Ekonom ASEAN HSBC Aris Dacanay dalam laporannya menyebutkan, selama dua tahun terakhir, China mengimpor durian senilai USD6 miliar atau sekira Rp90 triliun (kurs Rp15.000/USD) - yang merupakan 91% dari permintaan global.
Booming durian tersebut sebagian besar terkonsentrasi di China, di mana konsumen di negara itu tidak melihatnya hanya sebagai buah, melainkan juga sebagai hadiah yang memamerkan kekayaan si pemberi. Selain itu, di China menjadi hal yang lumrah pula untuk memasukkan durian sebagai bagian dari hadiah adat kepada teman dan kerabat saat pertunangan.
Menurut data dari HSBC, meskipun lonjakan permintaan durian di China dimulai pada awal tahun 2017, permintaan tersebut baru melesat pada akhir tahun 2022. Raja buah-buahan ini dijual dengan harga lebih dari USD10/kg atau sekitar Rp150.000 di China, dibandingkan dengan rata-rata sekitar USD6/kg atau Rp90.000/kg di negara-negara Asia Tenggara.
Pemasok utama durian sejauh ini adalah negara-negara ASEAN, yang menyumbang 90% ekspor durian dunia pada tahun 2022. Tercatat, Thailand menyumbang 99% dari total ekspor durian di 10 negara blok Asia Tenggara yang terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
"Apakah durian akan menjadi karet baru? Mungkin suatu hari nanti, memberi durian kepada ibu mertua akan menjadi tradisi dunia. Hanya waktu yang akan menjawabnya," kata Dacanay lagi.
Yang pasti, lonjakan permintaan durian juga membawa peluang bagi negara-negara Asia Tenggara lainnya, tidak hanya Thailand. Pasar China yang begitu besar memberi banyak ruang bagi negara-negara ASEAN lainnya untuk ikut serta dan bersaing untuk memasok durian.
Kesepakatan perdagangan bebas Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, yang mencakup blok ASEAN selain China, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Selandia Baru, juga memungkinkan para peserta memiliki akses yang lebih bebas dan setara ke pasar China.
"Ada peluang besar, pasar durian masih semakin besar seiring dengan semangat negara-negara lain di ASEAN untuk bersaing melawan dominasi Thailand atas raja buah-buahan ini," kata Dacanay.
(fjo)
tulis komentar anda