Raup Cuan Besar dari Rusia, Perusahaan Barat Untung Rp275,8 Triliun

Jum'at, 22 September 2023 - 13:41 WIB
Perusahaan multinasional dari negara-negara tidak bersahabat ternyata menghasilkan keuntungan besar di Rusia tahun lalu, meskipun ada sanksi yang dikenakan negara asal mereka di Moskow. Foto/Dok
KIEV - Perusahaan multinasional dari negara-negara 'tidak bersahabat' ternyata menghasilkan keuntungan besar di Rusia tahun lalu, meskipun ada sanksi barat . Hal ini dilaporkan oleh Financial Times mengutip perhitungan oleh Kiev School of Economics (KSE).



Perhitungan KSE didasarkan pada sumber-sumber seperti daftar perusahaan Rusia, laporan berita, dan pernyataan perusahaan.Brand-brand besar Barat yang memutuskan untuk terus beroperasi di Rusia dilaporkan mencatatkan keuntungan lebih dari USD18 miliar atau setara Rp275,8 triliun (Kurs Rp15.324 per USD) pada tahun 2022. Sementara itu untuk total semua bisnis asing yang masih beroperasi di Rusia, menurut data meraup untung USD20 miliar.

"Angka-angka itu mungkin telah tumbuh pesat sejak saat itu, meskipun tidak mungkin untuk dapat menilai secara tepat berapa banyak karena sebagian besar bisnis internasional yang beroperasi di Rusia hanya mengungkapkan hasil lokal mereka setiap tahun," dilaporkan FT mengutip wakil direktur pengembangan KSE, Andrey Onopriyenko yang mengumpulkan data.





Perusahaan-perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) dilaporkan menghasilkan total laba terbesar sebesar USD4,9 miliar, diikuti oleh perusahaan-perusahaan Jerman dengan USD2,4 miliar, bisnis Austria dengan sekitar USD2 miliar, dan entitas Swiss dengan sekitar USD1 miliar.

Raiffeisen Bank yang berbasis di Austria menghasilkan pendapatan terbesar dari Rusia di antara perusahaan-perusahaan Barat yakni sekitar USD2 miliar pada tahun 2022, seperti diperlihatkan data terbaru. Selanjutnya ada perusahaan raksasa tembakau AS, Philip Morris dengan USD775 juta dan PepsiCo meraup USD718 juta.

Sementara produsen truk asal Swedia, Scania menghasilkan USD621 juta dari operasionalnya di Rusia pada tahun 2022, menjadikannya penghasil terbesar di antara bisnis yang keluar dari pasar Rusia.

Namun sebagian besar perusahaan Barat dilaporkan tidak dapat mengakses keuntungan yang mereka hasilkan di Rusia. Tak lama setelah konflik di Ukraina dimulai, Moskow menyusun daftar negara-negara yang telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, lalu melabelinya sebagai negara-negara 'tidak ramah'.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More