Uni Eropa Ikuti AS Terjun ke Jurang Krisis
Senin, 03 Agustus 2020 - 10:17 WIB
JAKARTA - Ekonomi eropa menyusut minus 11,9% pada kuartal II tahun untuk menandai terjun ke jurang resesi setelah dihantam pandemi Covid-19. Ini adalah kali kedua, ekonomi Eropa minus, bahkan mencatatkan kinerja terburuk sepanjang sejarah. Sebelumnya pada kuartal pertama 2020, ekonomi Uni Eropa minus 3,2%.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penurunan output di kuartal April hingga Juni mencapai sebesar 14,4%. Raihan itu lebih buruk dari output Amerika Serikat yang dirilis sebelumnya 9,5%. Hasil survei atas aktivitas bisnis baru-baru ini menunjukkan bahwa ekonomi Eropa sekarang dalam mode pemulihan. Namun, ancaman gelombang lanjutan atas pandemi corona atau Covid-19 mulai terlihat.
(Baca Juga: Badai Resesi Menyerang Negara Adidaya, Awas Mengancam Industri Nasional )
Robert Koch Institute, pusat kendali penyakit Jerman mengatakan, lonjakan kasus corona yang terjadi baru-baru ini sangat mengganggu. “Di Prancis, kasus harian positif corona merayap kembali ke tingkat yang sama seperti saat penutupannya dibuka pada awal Mei. Spanyol dan Italia juga mencatatkan kenaikan,” sebut Robert Koch Institute, dalam peryataan, seperti dikutip dari CNN.com.
Sementara itu Inggris Raya belum lama ini memberlakukan kembali langkah karantina bagi wisatawan yang datang dari Spanyol, sebuah langkah yang akan memperlambat pemulihan dalam industri pariwisata yang menjadi titik vital.
(Baca Juga: Rhenald Kasali Prediksi Resesi AS Bisa Memicu Great Depression, Efeknya Mengerikan )
Jerman, ekonomi terbesar di Eropa sedikit membaik dari negara Uni Eropa besar lainnya di kuartal kedua. Dimana PDB Jerman dilaporkan terpukul hingga 10,1%. Perancis, Italia dan Spanyol menghadapi hantaman lebih keras akibat pandemi usai masing-masing mengalami kejatuhan 13,8%, 12,4% dan 18,5%.
Spanyol Berjuang
Prediksi terbaru dari para ekonom, ekonomi Uni Eropa akan menyusut 8,3% pada tahun 2020. Tetapi diyakini kesenjangan besar akan terjadi antara Spanyol dan negara lain yang juga terdampak pandemi.
Prediksi mengasumsikan bahwa pembatasan akan terus mereda, dan bahwa tidak akan ada gelombang kedua utama yang memicu tindakan karantina skala besar. Para pemimpin UE sepakat, awal bulan ini akan mengucurkan dana pemulihan USD888 miliar untuk membantu membangun kembali ekonomi Uni Eropa yang terpapar paling buruk akibat coronavirus.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penurunan output di kuartal April hingga Juni mencapai sebesar 14,4%. Raihan itu lebih buruk dari output Amerika Serikat yang dirilis sebelumnya 9,5%. Hasil survei atas aktivitas bisnis baru-baru ini menunjukkan bahwa ekonomi Eropa sekarang dalam mode pemulihan. Namun, ancaman gelombang lanjutan atas pandemi corona atau Covid-19 mulai terlihat.
(Baca Juga: Badai Resesi Menyerang Negara Adidaya, Awas Mengancam Industri Nasional )
Robert Koch Institute, pusat kendali penyakit Jerman mengatakan, lonjakan kasus corona yang terjadi baru-baru ini sangat mengganggu. “Di Prancis, kasus harian positif corona merayap kembali ke tingkat yang sama seperti saat penutupannya dibuka pada awal Mei. Spanyol dan Italia juga mencatatkan kenaikan,” sebut Robert Koch Institute, dalam peryataan, seperti dikutip dari CNN.com.
Sementara itu Inggris Raya belum lama ini memberlakukan kembali langkah karantina bagi wisatawan yang datang dari Spanyol, sebuah langkah yang akan memperlambat pemulihan dalam industri pariwisata yang menjadi titik vital.
(Baca Juga: Rhenald Kasali Prediksi Resesi AS Bisa Memicu Great Depression, Efeknya Mengerikan )
Jerman, ekonomi terbesar di Eropa sedikit membaik dari negara Uni Eropa besar lainnya di kuartal kedua. Dimana PDB Jerman dilaporkan terpukul hingga 10,1%. Perancis, Italia dan Spanyol menghadapi hantaman lebih keras akibat pandemi usai masing-masing mengalami kejatuhan 13,8%, 12,4% dan 18,5%.
Spanyol Berjuang
Prediksi terbaru dari para ekonom, ekonomi Uni Eropa akan menyusut 8,3% pada tahun 2020. Tetapi diyakini kesenjangan besar akan terjadi antara Spanyol dan negara lain yang juga terdampak pandemi.
Prediksi mengasumsikan bahwa pembatasan akan terus mereda, dan bahwa tidak akan ada gelombang kedua utama yang memicu tindakan karantina skala besar. Para pemimpin UE sepakat, awal bulan ini akan mengucurkan dana pemulihan USD888 miliar untuk membantu membangun kembali ekonomi Uni Eropa yang terpapar paling buruk akibat coronavirus.
(akr)
tulis komentar anda