Kurs Rupiah Ambruk, Hari Ini Jadi Rp15.403 per USD

Senin, 25 September 2023 - 17:41 WIB
Kurs rupiah anjlok melawan dolar Amerika Serikat (USD) usai kembali ditutup melemah pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (25/9/2023). Foto/Dok
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah pada perdagangan Senin (25/9/2023). Kurs rupiah hari ini terpantau turun 28 poin ke level Rp15.403 dari penutupan sebelumnya di Rp15.380 per USD.

Menurut JISDOR BI, kurs rupiah hari ini juga masih tidak berdaya di posisi Rp15.399 per USD. Posisi tersebut lebih rendah dari sesi sebelumnya Rp15.383/USD.



Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS mempertahankan kekuatan setelah pertemuan Fed yang hawkish Dolar mendapat dorongan minggu lalu setelah Federal Reserve AS mengindikasikan bahwa suku bunga akan lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, mengejutkan pasar dengan prediksinya yang bersifat hawkish.

"Hal ini sangat kontras dengan negara-negara lain di Inggris dan Swiss, yang keduanya menghentikan siklus kenaikan suku bunga, sementara Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneternya yang sangat akomodatif. Hal ini mengikuti nada yang relatif dovish dari Bank Sentral Eropa pada minggu sebelumnya," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (25/9/2023).





Pembicara bank sentral, data inflasi akan dirilis Ada serangkaian pejabat bank sentral yang akan memberikan pidato minggu ini, dengan Presiden ECB Christine Lagarde memulai pembicaraan di sesi ini, menjelang komentar dari Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari.

Data awal harga konsumen bulan September untuk blok tersebut akan dirilis pada akhir minggu ini, sementara ada juga data inflasi utama AS yang dijadwalkan pada hari Jumat. Sebelumnya, rilis sentimen bisnis Ifo Jerman akan dirilis pada hari Senin, dan akan memberikan indikasi kesehatan perekonomian terpenting zona euro.

Kekhawatiran baru terhadap pasar properti China yang terlilit utang. Raksasa real estat China Evergrande (HK:3333) Group memperingatkan bahwa mereka tidak dapat menerbitkan utang baru karena penyelidikan pemerintah terhadap anak perusahaannya Hengda Real Estate Group.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More