Sudah Diresmikan, Utang Kereta Cepat dari China Rp8,3 Triliun Malah Belum Cair
Senin, 09 Oktober 2023 - 17:37 WIB
JAKARTA - Delegasi Pemerintah Indonesia akan bertolak ke China pekan depan untuk memfinalisasi pinjaman senilai USD550 juta atau setara Rp8,3 triliun. Informasi ini dikonfirmasi Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko.
Utang itu berasal dari China Development Bank (CDB) yang digunakan untuk menambal anggaran Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh yang membukukan cost overrun alias pembengkakan biaya senilai Rp18,2 triliun.
"Minggu depan diberesin, sekalian kita kan mau inagurasi. Pas lagi di China sekalian," ujar Tiko saat ditemui wartawan, di Jakarta, Senin (9/10/2023).
Pinjaman pemerintah kepada CDB sudah diajukan sejak awal 2022 lalu. Karena interest rate atau suku bunga yang diminta Indonesia tak sesuai dengan standar CDB, maka pencairan pun mendek.
Tiko menilai pihak CDB bersikeras menetapkan tingkat suku bunga di kisaran 3-3,5%. Sementara itu, Indonesia ambil langkah negosiasi agar bunga pinjaman bisa diturunkan menjadi 2%.
"Terakhir di bawah 4%, kisarannya di kisar 3%-lah. Saya lupa ya, tapi antara 3-3,5%," jelas Tiko.
Terkait pinjaman itu pun akan dicatatkan sebagai utang PT KAI (Persero) dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Tiko memastikan utang Whoosh tidak dilunasi dengan menggunakan anggaran pendapatan belanja negara (APBN), melainkan melalui kas KAI dan hasil penjualan tiket kereta cepat.
"Saya mau tekankan sumber pembayarannya tiket juga, jadi bukan ditanggung rakyat Indonesia. Kan KAI juga perusahaan sehat, jadi bukan utang itu ditanggung masyarakat Indonesia, ada korporasi dan ada penjualan tiket. Jadi itu narasi yang salah," katanya.
Operasional kereta cepat diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 2 Oktober kemarin. Selain operasionalnya, Jokowi juga meresmikan logo dan nama Whoosh.
Utang itu berasal dari China Development Bank (CDB) yang digunakan untuk menambal anggaran Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh yang membukukan cost overrun alias pembengkakan biaya senilai Rp18,2 triliun.
"Minggu depan diberesin, sekalian kita kan mau inagurasi. Pas lagi di China sekalian," ujar Tiko saat ditemui wartawan, di Jakarta, Senin (9/10/2023).
Pinjaman pemerintah kepada CDB sudah diajukan sejak awal 2022 lalu. Karena interest rate atau suku bunga yang diminta Indonesia tak sesuai dengan standar CDB, maka pencairan pun mendek.
Tiko menilai pihak CDB bersikeras menetapkan tingkat suku bunga di kisaran 3-3,5%. Sementara itu, Indonesia ambil langkah negosiasi agar bunga pinjaman bisa diturunkan menjadi 2%.
"Terakhir di bawah 4%, kisarannya di kisar 3%-lah. Saya lupa ya, tapi antara 3-3,5%," jelas Tiko.
Terkait pinjaman itu pun akan dicatatkan sebagai utang PT KAI (Persero) dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Tiko memastikan utang Whoosh tidak dilunasi dengan menggunakan anggaran pendapatan belanja negara (APBN), melainkan melalui kas KAI dan hasil penjualan tiket kereta cepat.
"Saya mau tekankan sumber pembayarannya tiket juga, jadi bukan ditanggung rakyat Indonesia. Kan KAI juga perusahaan sehat, jadi bukan utang itu ditanggung masyarakat Indonesia, ada korporasi dan ada penjualan tiket. Jadi itu narasi yang salah," katanya.
Baca Juga
Operasional kereta cepat diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 2 Oktober kemarin. Selain operasionalnya, Jokowi juga meresmikan logo dan nama Whoosh.
(uka)
tulis komentar anda