Saat Konflik Israel-Hamas Meluas, RI Bersiap Cari Sumber Minyak Baru
Senin, 16 Oktober 2023 - 14:28 WIB
JAKARTA - Perang Hamas -Israel tidak terkecuali bakal berdampak ke Indonesia, dimana Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan, tidak menutup kemungkinan mencari sumber minyak lain di luar Saudi Arabia. Diketahui, eksportir minyak ke Indonesia yang paling dominan ialah Saudi Arabia dan Nigeria.
"Intinya terbuka mencari sumber minyak dari mana saja. Sekarang kita impor paling besar dari Arab Saudi dan Nigeria, banyak sih, tapi sebagian besar dari dua itu," ujarnya ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (16/10/2023).
Tutuka menuturkan, guna menjaga upaya pasokan energi dalam negeri, maka Indonesia harus mencari sumber dari negara lain di luar Saudi Arabia."Kita buka memang kalau ada masalah harus kita ambil (minyak) dari mana dan sebagainya. Yang jelas, pasokan energi harus terpenuhi dan dapat terjangkau oleh masyarakat, affordability," tandas Tutuka Ariadji.
Lebi lanjut Tutuka menilai, apabila perang sudah meluas dan sektor logistik di Timur Tengah mulai terganggu, maka barulah Indonesia akan merasakan dampaknya. "Logistik mungkin ya, kalau logistik terdampak, naik itu (harga minyak). Kalau sudah mulai agak meluas, baru terlihat," pungkasnya.
Sebelumnya Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo juga telah menekankan, bahwa pihaknya akan mencari sumber minyak dari negara lain untuk tetap menjaga ketersediaan bahan bakar di dalam negeri, agar stoknya dapat lebih dari 20 hari.
"Itu kita jaga. Lalu kita lihat bagaimana kita bisa juga mencari sumber-sumber yang growthnya ini beragam. Karena kita sekarang impor dari berbagai sumber bukan dari 1 negara, ada dari Nigeria, Amerika dan sebagainya. Jadi kita cari sumber yang termurah," jelasnya, Jumat (13/10/2023) lalu.
Lihat Juga: Ikuti Webinar MNC Asset Bersama BRI Danareksa Sekuritas, Inovasi dan Peluang Baru: Update Produk Reksa Dana
"Intinya terbuka mencari sumber minyak dari mana saja. Sekarang kita impor paling besar dari Arab Saudi dan Nigeria, banyak sih, tapi sebagian besar dari dua itu," ujarnya ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (16/10/2023).
Tutuka menuturkan, guna menjaga upaya pasokan energi dalam negeri, maka Indonesia harus mencari sumber dari negara lain di luar Saudi Arabia."Kita buka memang kalau ada masalah harus kita ambil (minyak) dari mana dan sebagainya. Yang jelas, pasokan energi harus terpenuhi dan dapat terjangkau oleh masyarakat, affordability," tandas Tutuka Ariadji.
Lebi lanjut Tutuka menilai, apabila perang sudah meluas dan sektor logistik di Timur Tengah mulai terganggu, maka barulah Indonesia akan merasakan dampaknya. "Logistik mungkin ya, kalau logistik terdampak, naik itu (harga minyak). Kalau sudah mulai agak meluas, baru terlihat," pungkasnya.
Sebelumnya Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo juga telah menekankan, bahwa pihaknya akan mencari sumber minyak dari negara lain untuk tetap menjaga ketersediaan bahan bakar di dalam negeri, agar stoknya dapat lebih dari 20 hari.
"Itu kita jaga. Lalu kita lihat bagaimana kita bisa juga mencari sumber-sumber yang growthnya ini beragam. Karena kita sekarang impor dari berbagai sumber bukan dari 1 negara, ada dari Nigeria, Amerika dan sebagainya. Jadi kita cari sumber yang termurah," jelasnya, Jumat (13/10/2023) lalu.
Lihat Juga: Ikuti Webinar MNC Asset Bersama BRI Danareksa Sekuritas, Inovasi dan Peluang Baru: Update Produk Reksa Dana
(akr)
tulis komentar anda