Konflik Hamas vs Israel Bisa Bikin Ekonomi Indonesia Kerepotan

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 11:55 WIB
loading...
Konflik Hamas vs Israel Bisa Bikin Ekonomi Indonesia Kerepotan
Jika berkepanjangan, konflik Palestina dan Israel bisa menaikkan harga minyak dunia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Konflik Israel dan Palestina jika terus berkepanjangan, bahkan meluas melibatkan negara lain, maka bisa berdampak besar terhadap perekonomian nasional . Konflik yang berkepanjangan dan meluas akan menaikkan harga minyak dunia .



"Konflik di Timur Tengah yang memanas bisa naikkan harga minyak mentah hingga USD90-92 per barel dengan asumsi ekskalasi konflik meluas dan melibatkan berbagai negara lain," kata Bhima Yudhistira, ekonom Chelios, saat ditanyakan Sindonews, Sabtu (14/10/2023).

Kenaikan harga itu belum memperhitungkan jumlah pemangkasan produksi minyak yang masih dibahas pada pertemuan Saudi Arabia dan Rusia pada November mendatang. Jika pemangkasan itu berpengaruh signifikan terhadap pasokan, tentu akan mengerek terus harga minyak.

Faktor lain yang juga diperhitungkan oleh Indonesia adalah menguatnya dolar. Saat ini dolar berada di kisaran Rp15.700. Sejumlah pengamat memprediksi dolar masih akan terus menguat hingga akhir tahun akibat kebijakan lanjutan The Fed.

"Kemudian faktor lain adalah dolar AS yang menguat menjadi kabar buruk bagi pemain komoditas minyak (sehingga), banyak negara mengurangi permintaan impor karena selisih kurs," jelas Bhima.

Indonesia merupakan negara net importir minyak. Sepanjang Januari-Agustus 2023 saja impor minyak Indonesia menyedot dolar sebesar USD13,11 miliar. Dengan dolar yang bertambah mahal dan harga minyak yang naik, tentu akan semakin memberatkan rupiah.

Mahalnya dolar juga akan membuat para importir di sektor industri lain mengompensasi dengan kenaikan harga produknya di dalam negeri. Tak pelak, imported inflation akan terdampak.

Kenaikan harga minyak juga akan mengerek harga bensin (BBM) di dalam negeri. Kondisi ini bisa membuat keuangan negara kedodoran akibat subsidi energi. Pasalnya, kenaikan harga minyak akan membuat gap antara BBM subsidi dengan yang tidak akan semakin melebar.

Saat ini saja, gap harga antara BBM subsidi dan non-subsidi (Pertalite-Pertamax) mencapai Rp4.000 per liter. Gap yang semakin lebar akan mendorong masyarakat beralih dari BBM non-subsidi ke subsidi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1192 seconds (0.1#10.140)