Perkuat Ketahanan Energi RI, Kilang Pertamina Internasional Cari Dukungan Pembiayaan dari NBK
Rabu, 18 Oktober 2023 - 19:49 WIB
ABU DHABI - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus memperkuat komitmen untuk menjaga ketahanan energi Indonesia dengan mengolah minyak mentah menjadi produk BBM (Bahan Bakar Minyak) dan Petrokimia yang berkualitas untuk masyarakat Indonesia.
Dalam upaya memastikan pengolahan minyak mentah dapat tercukupi untuk rakyat Indonesia, KPI menjalin kerjasama dengan beberapa institusi finansial terkemuka dunia salah satunya, National Bank of Kuwait (NBK).
Dalam ajang Abu Dhabi International Progressive Energy Congress (ADIPEC) yang dihelat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, KPI telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan National Bank of Kuwait (NBK) pada Senin (2/9/2023) waktu setempat.
Kerjasama ini ditandatangani oleh Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman dan Deputi Head International Banking Group NBK, Zaid Al-Sager yang disaksikan oleh Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Investasi dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur, Triharyo Indrawan Susilo yang mewakili Menteri ESDM, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahja Purnama.
Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y. Nasroen mengatakan, sebagai Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, KPI diberi mandat pemerintah untuk mengolah minyak mentah (crude) untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Dalam rangka meningkatkan ketahanan energi nasional, KPI membutuhkan supply minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, KPI terus mencari dukungan pembiayaan dari institusi finansial dan non-finansial yang dapat memberikan nilai tambah bagi KPI. Event ADIPEC 2023 menjadi momentum yang tepat untuk dilakukan kerjasama tersebut mengingat ADIPEC merupakan ajang bergengsi dimana seluruh perusahaan energi dari seluruh dunia berkumpul," tutur Hermansyah.
KPI bersama National Bank of Kuwait (NBK) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam penyediaan fasilitas perdagangan komoditas Minyak mentah (Standby Letter of Credit) sebesar USD180 juta yang dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan perusahaan.
Dalam upaya memastikan pengolahan minyak mentah dapat tercukupi untuk rakyat Indonesia, KPI menjalin kerjasama dengan beberapa institusi finansial terkemuka dunia salah satunya, National Bank of Kuwait (NBK).
Dalam ajang Abu Dhabi International Progressive Energy Congress (ADIPEC) yang dihelat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, KPI telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan National Bank of Kuwait (NBK) pada Senin (2/9/2023) waktu setempat.
Baca Juga
Kerjasama ini ditandatangani oleh Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman dan Deputi Head International Banking Group NBK, Zaid Al-Sager yang disaksikan oleh Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Investasi dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur, Triharyo Indrawan Susilo yang mewakili Menteri ESDM, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahja Purnama.
Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y. Nasroen mengatakan, sebagai Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, KPI diberi mandat pemerintah untuk mengolah minyak mentah (crude) untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Dalam rangka meningkatkan ketahanan energi nasional, KPI membutuhkan supply minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, KPI terus mencari dukungan pembiayaan dari institusi finansial dan non-finansial yang dapat memberikan nilai tambah bagi KPI. Event ADIPEC 2023 menjadi momentum yang tepat untuk dilakukan kerjasama tersebut mengingat ADIPEC merupakan ajang bergengsi dimana seluruh perusahaan energi dari seluruh dunia berkumpul," tutur Hermansyah.
KPI bersama National Bank of Kuwait (NBK) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam penyediaan fasilitas perdagangan komoditas Minyak mentah (Standby Letter of Credit) sebesar USD180 juta yang dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan perusahaan.
tulis komentar anda