Rupiah Hari Ini Mendongak terhadap Dolar, Naik ke Rp15.890
Senin, 30 Oktober 2023 - 16:15 WIB
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah sore ini akhirnya ditutup menguat 48 poin ke level Rp15.890 setelah sebelumnya turun ke Rp15.938. Dolar Amerika Serikat (AS) sebenarnya dinilai masih dalam tren penguatan terhadap mata uang lainnya.
"Dolar juga mempertahankan kenaikan karena sebagian besar pasar masih khawatir terhadap keputusan suku bunga The Fed dan imbal hasil treasury AS," kata Ibrahim Assuaibi, pengamat pasar uang, dalam risetnya, Senin (30/10/2023).
Menurut Ibrahim, fokus pasar saat ini adalah pada kesimpulan pertemuan Bank of Japan (BoJ) pada hari Selasa (31/10/2023). BoJ diperkirakan akan mengumumkan perubahan lebih terhadap kebijakan pengendalian imbal hasil lebih lanjut, sebab a BoJ bergulat dengan inflasi yang tinggi.
"Data terbaru menunjukkan peningkatan kembali inflasi konsumen Jepang, yang menurut para pedagang dapat mendorong BoJ untuk mengurangi kebijakan ultra-longgarnya. Analis juga memperkirakan akan berakhirnya suku bunga negatif bank pada tahun 2024," tambah Ibrahim.
Dari sentimen internal, para ekonom optimistis bahwa ekonomi Indonesia bisa tumbuh di angka 5% di tengah adanya dua konflik geopolitik. Meski banyak faktor eksternal yang mengadang, namun ekonomi Indonesia diyakini bisa tumbuh di angka 5%.
Apalagi tahun politik akan mendorong belanja masyarakat. Ekonom mendorong pemerintah untuk meningkatkan sektor komoditas dan industri manufaktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Perlu diketahui, 50% dari pertumbuhan ekonomi itu berasal dari konsumsi rumah tangga, sisanya dari investasi, kemudian ekspor dan impor. Untuk itu, kita harus menjaga daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas harga komoditas.
"Berdasarkan sentimen-sentimen di atas, besok rupiah diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup melemah di rentang Rp15.870-Rp.15.950," tandas Ibrahim.
Baca Juga
"Dolar juga mempertahankan kenaikan karena sebagian besar pasar masih khawatir terhadap keputusan suku bunga The Fed dan imbal hasil treasury AS," kata Ibrahim Assuaibi, pengamat pasar uang, dalam risetnya, Senin (30/10/2023).
Menurut Ibrahim, fokus pasar saat ini adalah pada kesimpulan pertemuan Bank of Japan (BoJ) pada hari Selasa (31/10/2023). BoJ diperkirakan akan mengumumkan perubahan lebih terhadap kebijakan pengendalian imbal hasil lebih lanjut, sebab a BoJ bergulat dengan inflasi yang tinggi.
"Data terbaru menunjukkan peningkatan kembali inflasi konsumen Jepang, yang menurut para pedagang dapat mendorong BoJ untuk mengurangi kebijakan ultra-longgarnya. Analis juga memperkirakan akan berakhirnya suku bunga negatif bank pada tahun 2024," tambah Ibrahim.
Dari sentimen internal, para ekonom optimistis bahwa ekonomi Indonesia bisa tumbuh di angka 5% di tengah adanya dua konflik geopolitik. Meski banyak faktor eksternal yang mengadang, namun ekonomi Indonesia diyakini bisa tumbuh di angka 5%.
Apalagi tahun politik akan mendorong belanja masyarakat. Ekonom mendorong pemerintah untuk meningkatkan sektor komoditas dan industri manufaktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Perlu diketahui, 50% dari pertumbuhan ekonomi itu berasal dari konsumsi rumah tangga, sisanya dari investasi, kemudian ekspor dan impor. Untuk itu, kita harus menjaga daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas harga komoditas.
"Berdasarkan sentimen-sentimen di atas, besok rupiah diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup melemah di rentang Rp15.870-Rp.15.950," tandas Ibrahim.
(uka)
tulis komentar anda