Upaya Barat Sia-sia, Minyak Rusia Dijual Jauh di Atas Batas Harga
Kamis, 02 November 2023 - 16:02 WIB
JAKARTA - Upaya G7 dan Uni Eropa ( UE ) memberlakukan mekanisme batas atas harga USD60 per barel untuk minyak Rusia dalam upaya menekan pendapatan sektor energi Moskow berakhir sia-sia.
Seperti dikutip dari RT, Kamis (2/11/2023), Kementerian Keuangan Rusia menyebutkan bahwa harga rata-rata minyak mentah campuran Ural andalan Rusia adalah USD81,52 per barel pada bulan Oktober, atau 35% di atas batas harga USD60 yang ditetapkan Barat Desember lalu.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan bulan lalu bahwa pendapatan ekspor minyak Rusia justru melonjak sebesar USD1,8 miliar pada bulan September, atau sekitar Rp27 triliun (kurs Rp15.000 per USD). IEA menggambarkan lonjakan tersebut sebagai kombinasi dari pertumbuhan total volume ekspor dan harga rata-rata yang lebih tinggi untuk minyak mentah dan produk minyak Rusia.
Rusia memperoleh total keuntungan sebesar USD18,8 miliar astau sekitar Rp282 triliun dari ekspor minyak pada bulan September, menjadikannya bulan paling menguntungkan sejak Juli 2022. Menurut data, UE dan negara-negara G7 sebagian besar telah gagal menerapkan batasan harga USD60 per barel pada ekspor minyak Rusia melalui laut yang disepakati pada Desember 2022.
Di bagian lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit yang mulai berlaku pada 1 Februari lalu, sebagai tindakan balasan terhadap pembatasan harga ekspor minyak Rusia. Dekrit ini melarang pasokan minyak dan produk minyak bumi ke negara-negara yang menerapkan batasan harga dalam kontrak mereka. Dekrit itu juga melarang pengiriman minyak dan produk minyak jika kontrak secara langsung atau tidak langsung menyebutkan batasan tersebut.
Seperti dikutip dari RT, Kamis (2/11/2023), Kementerian Keuangan Rusia menyebutkan bahwa harga rata-rata minyak mentah campuran Ural andalan Rusia adalah USD81,52 per barel pada bulan Oktober, atau 35% di atas batas harga USD60 yang ditetapkan Barat Desember lalu.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan bulan lalu bahwa pendapatan ekspor minyak Rusia justru melonjak sebesar USD1,8 miliar pada bulan September, atau sekitar Rp27 triliun (kurs Rp15.000 per USD). IEA menggambarkan lonjakan tersebut sebagai kombinasi dari pertumbuhan total volume ekspor dan harga rata-rata yang lebih tinggi untuk minyak mentah dan produk minyak Rusia.
Rusia memperoleh total keuntungan sebesar USD18,8 miliar astau sekitar Rp282 triliun dari ekspor minyak pada bulan September, menjadikannya bulan paling menguntungkan sejak Juli 2022. Menurut data, UE dan negara-negara G7 sebagian besar telah gagal menerapkan batasan harga USD60 per barel pada ekspor minyak Rusia melalui laut yang disepakati pada Desember 2022.
Di bagian lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit yang mulai berlaku pada 1 Februari lalu, sebagai tindakan balasan terhadap pembatasan harga ekspor minyak Rusia. Dekrit ini melarang pasokan minyak dan produk minyak bumi ke negara-negara yang menerapkan batasan harga dalam kontrak mereka. Dekrit itu juga melarang pengiriman minyak dan produk minyak jika kontrak secara langsung atau tidak langsung menyebutkan batasan tersebut.
(fjo)
Lihat Juga :
tulis komentar anda