Bikin Heboh, Miliarder Ini Minta Anak Muda India Bekerja 12 Jam Sehari
Sabtu, 04 November 2023 - 19:56 WIB
NEW DELHI - Miliarder asal India, Narayana Murthy yang merupakan pendiri raksasa teknologi Infosys, telah memicu kontroversi minggu ini ketika Ia menyarankan anak-anak muda di India seharusnya bekerja setidaknya 70 jam setiap minggu. Pernyataan ini dilontarkan, ketika Murthy menyoroti rendahnya 'produktivitas kerja ' di India.
"Anak-anak muda kita seharusnya mengatakan: ini adalah negara saya, saya ingin bekerja 70 jam seminggu," kata Murthy dalam sebuah podcast.
Menurutnya hal itu persis apa yang dilakukan Jerman dan Jepang, usai Perang Dunia II. Murthy juga menambahkan, anak muda di India memiliki kebiasaan "mengambil kebiasaan buruk dari Barat dan kemudian tidak membantu negara."
Dikatakan juga olehnya, kecuali India meningkatkan produktivitas kerjanya, mengurangi korupsi di pemerintahan, dan mengurangi lambatnya birokrasi dalam membuat keputusan, India tidak akan mampu bersaing dengan negara-negara yang telah membuat "kemajuan luar biasa," kata Murthy.
"Ini adalah pertama kalinya India menerima rasa hormat," klaim pendiri Infosys, sekaligus menambahkan, bahwa sekaranglah saatnya "untuk mengkonsolidasikan dan mempercepat kemajuan."
Komentar Murthy yang menurut Forbes memiliki kekayaan bersih USD4.3 miliar itu lantas memicu perdebatan di media sosial, yang menyoroti perbedaan mencolok dalam harapan tenaga kerja muda negara itu dan para pemimpin perusahaan yang telah menyaksikan kemunculan India sebagai pemain global yang kuat, terutama di sektor-sektor seperti pengembangan TI dan outsourcing proses bisnis.
Sementara beberapa pemimpin bisnis menyatakan dukungan terhadap pandangan Murthy. Namun banyak juga yang melayangkan kritik, meningkatkan kekhawatiran tentang perbedaan dalam pendapatan dan keseimbangan kehidupan kerja.
"Anak-anak muda kita seharusnya mengatakan: ini adalah negara saya, saya ingin bekerja 70 jam seminggu," kata Murthy dalam sebuah podcast.
Menurutnya hal itu persis apa yang dilakukan Jerman dan Jepang, usai Perang Dunia II. Murthy juga menambahkan, anak muda di India memiliki kebiasaan "mengambil kebiasaan buruk dari Barat dan kemudian tidak membantu negara."
Baca Juga
Dikatakan juga olehnya, kecuali India meningkatkan produktivitas kerjanya, mengurangi korupsi di pemerintahan, dan mengurangi lambatnya birokrasi dalam membuat keputusan, India tidak akan mampu bersaing dengan negara-negara yang telah membuat "kemajuan luar biasa," kata Murthy.
"Ini adalah pertama kalinya India menerima rasa hormat," klaim pendiri Infosys, sekaligus menambahkan, bahwa sekaranglah saatnya "untuk mengkonsolidasikan dan mempercepat kemajuan."
Komentar Murthy yang menurut Forbes memiliki kekayaan bersih USD4.3 miliar itu lantas memicu perdebatan di media sosial, yang menyoroti perbedaan mencolok dalam harapan tenaga kerja muda negara itu dan para pemimpin perusahaan yang telah menyaksikan kemunculan India sebagai pemain global yang kuat, terutama di sektor-sektor seperti pengembangan TI dan outsourcing proses bisnis.
Sementara beberapa pemimpin bisnis menyatakan dukungan terhadap pandangan Murthy. Namun banyak juga yang melayangkan kritik, meningkatkan kekhawatiran tentang perbedaan dalam pendapatan dan keseimbangan kehidupan kerja.
tulis komentar anda