Sudah Realisasikan Rp43 Triliun, Smelter Kedua Freeport Akan Beroperasi Sesuai Rencana
Kamis, 09 November 2023 - 19:54 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo melakukan kunjungan kerja ke proyek pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, hari ini, Kamis (9/11/2023). Tiko sapaan Wamen BUMN itu mengapresiasi PTFI yang telah menyelesaikan lebih dari 80% pembangunan smelter per akhir Oktober, sesuai target linimasa kurva-S dari pemerintah.
Tiko juga menyampaikan bahwa proyek smelter PTFI sangat fundamental untuk meningkatkan daya saing Indonesia, dan mengurangi ketergantungan terhadap impor beberapa material utama untuk ekonomi Indonesia.
“PTFI salah satu perusahaan yang memberikan kontribusi terbesar ke negara, dalam bentuk pajak, royalti. Kita ingin produksi Freeport baik di hulu, maupun nanti di smelter benar-benar bisa sesuai harapan, termasuk juga emas dan logam mulia lainnya,” kata Tiko.
PTFI terus menyelesaikan beberapa pekerjaan guna penyelesaian konstruksi fisik pada akhir Desember 2023. Kemudian akan melalui tahap pre-commissioning dan commissioning untuk memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala dan memulai kegiatan operasionalnya pada akhir Mei 2024. Setelah beroperasi, smelter kedua ini akan mencapai kapasitas produksi penuh pada Desember 2024.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direkur PTFI Tony Wenas mengatakan tantangan utama dalam penyelesaian smelter yaitu proyek manajemen yang tidak mudah. “Menyangkut begitu banyak sub-kontraktor, melibatkan tenaga kerja yang banyak, bagaimana memadukannya sehingga inline,” ujar Tony.
Tony menambahkan bahwa keberadaan smelter PTFI hingga kuartal III 2023 telah berkontribusi terhadap nilai realisasi investasi untuk hilirisasi. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Investasi realisasi investasi untuk hilirisasi di sektor mineral senilai Rp151,7 triliun dan tembaga memberikan kontribusi sebesar Rp47,6 triliun.
Dengan sumber daya yang ada di Indonesia serta dengan program percepatan investasi, Indonesia akan menjadi pemain yang diperhitungkan dalam pertambangan dan hilirisasi.
“Sudah banyak investasi yang mau masuk di Indonesia untuk membuat value added yang akan lebih banyak lagi. Demand produk tambang akan semakin tinggi dan ini merupakan peluang dan Indonesia akan menjadi pemain yang diperhitungkan di dunia,” kata Tony.
Dalam pembangunan smelter kedua ini, PTFI telah menanamkan investasi hingga USD2,9 miliar atau setara Rp43 triliun per akhir Oktober 2023, dari total anggaran USD3 miliar. Setelah beroperasi penuh, smelter ini akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Tiko juga menyampaikan bahwa proyek smelter PTFI sangat fundamental untuk meningkatkan daya saing Indonesia, dan mengurangi ketergantungan terhadap impor beberapa material utama untuk ekonomi Indonesia.
“PTFI salah satu perusahaan yang memberikan kontribusi terbesar ke negara, dalam bentuk pajak, royalti. Kita ingin produksi Freeport baik di hulu, maupun nanti di smelter benar-benar bisa sesuai harapan, termasuk juga emas dan logam mulia lainnya,” kata Tiko.
PTFI terus menyelesaikan beberapa pekerjaan guna penyelesaian konstruksi fisik pada akhir Desember 2023. Kemudian akan melalui tahap pre-commissioning dan commissioning untuk memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala dan memulai kegiatan operasionalnya pada akhir Mei 2024. Setelah beroperasi, smelter kedua ini akan mencapai kapasitas produksi penuh pada Desember 2024.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direkur PTFI Tony Wenas mengatakan tantangan utama dalam penyelesaian smelter yaitu proyek manajemen yang tidak mudah. “Menyangkut begitu banyak sub-kontraktor, melibatkan tenaga kerja yang banyak, bagaimana memadukannya sehingga inline,” ujar Tony.
Tony menambahkan bahwa keberadaan smelter PTFI hingga kuartal III 2023 telah berkontribusi terhadap nilai realisasi investasi untuk hilirisasi. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Investasi realisasi investasi untuk hilirisasi di sektor mineral senilai Rp151,7 triliun dan tembaga memberikan kontribusi sebesar Rp47,6 triliun.
Dengan sumber daya yang ada di Indonesia serta dengan program percepatan investasi, Indonesia akan menjadi pemain yang diperhitungkan dalam pertambangan dan hilirisasi.
“Sudah banyak investasi yang mau masuk di Indonesia untuk membuat value added yang akan lebih banyak lagi. Demand produk tambang akan semakin tinggi dan ini merupakan peluang dan Indonesia akan menjadi pemain yang diperhitungkan di dunia,” kata Tony.
Dalam pembangunan smelter kedua ini, PTFI telah menanamkan investasi hingga USD2,9 miliar atau setara Rp43 triliun per akhir Oktober 2023, dari total anggaran USD3 miliar. Setelah beroperasi penuh, smelter ini akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
(uka)
tulis komentar anda