Sosok Regi Wahyu Kepala Kantor Staf Pimpinan TPN Ganjar-Mahfud yang Dapati Bloomberg New Economy Catalyst 2023

Jum'at, 10 November 2023 - 18:10 WIB
Regi Wahyu, Kepala Kantor Staf Pimpinan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud. Foto/Dok
JAKARTA - Regi Wahyu berhasil melampaui 200 nominasi global dan terpilih sebagai salah satu dari 20 New Economy Catalyst yang diakui oleh Bloomberg , mewakili Indonesia. Sebagai pendiri dan CEO HARA sekaligus Kepala Kantor Staf Pimpinan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud , ia termasuk dalam kelompok 20 New Economy Catalyst yang mewakili 12 negara yang berbeda di seluruh dunia.



Dengan penghargaan ini, Regi akan bergabung dengan 19 New Economy Catalyst lainnya dalam Forum Bloomberg New Economy yang keenam di Singapura pada bulan November mendatang.



Peluang tersebut menjadi momentum berharga untuk mengembangkan pemahaman bersama, memperluas jaringan, dan membangun kerja sama guna memperkuat upaya yang telah dilakukan demi mencapai perubahan yang signifikan di tengah masyarakat.

Seperti diketahui, melalui HARA, Regi mendedikasikan pengalaman, pengetahuan, dan jaringannya untuk membantu para petani di Indonesia. HARA adalah platform berbasis teknologi blockchain, yang menyediakan informasi dan pertukaran data dalam rangka membantu para petani terhubung dengan rantai pasok pangan dan pertanian.

"Peran sebagai New Economy Catalysts akan memberikan motivasi dan kesempatan bagi kita untuk mewujudkan satu basis data pertanian serta membentuk kerja sama jaringan blockchain nasional guna mempercepat pencapaian masyarakat yang lebih makmur, inklusif, dan berkelanjutan," kata Regi.

Hingga saat ini, HARA telah melakukan pendataan terhadap puluhan ribu petani di berbagai desa di Indonesia. Karena petani merupakan elemen kunci dan penerima manfaat utama dari HARA.

Aplikasi ini mampu menyatukan para petani dengan penyedia layanan pinjaman, perusahaan asuransi risiko gagal panen, distributor pupuk, para dermawan, dan berbagai penyelenggara program pendampingan serta pelatihan berkelanjutan.

"Salah satu hambatan utama dalam menghadapi krisis pangan adalah kurangnya data pertanian yang akurat dan terbuka. Ketidakseimbangan informasi juga menjadi penyebab utama ketidakefisienan dalam rantai nilai pertanian di Indonesia," ungkap Regi sebagai Kepala Kantor Staf Pimpinan TPN Ganjar-Mahfud.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More