Moody's Pangkas Peringkat Utang AS Jadi Negatif, Picu Kemarahan Pemerintahan Biden
Minggu, 12 November 2023 - 07:31 WIB
JAKARTA - Moody's menurunkan prospek peringkat Amerika Serikat (AS) menjadi negatif dari stabil dengan alasan defisit fiskal yang besar dan penurunan keterjangkauan utang. Hal tersebut mengundang kemarahan pemerintahan Presiden Joe Biden.
Langkah tersebut mengikuti penurunan peringkat oleh lembaga pemeringkat lain, seperti Fitch setelah berbulan-bulan pertikaian politik soal plafon utang AS.
Pengeluaran federal dan polarisasi politik telah menjadi perhatian para investor, berkontribusi pada aksi jual yang membawa harga obligasi pemerintah AS ke level terendah dalam 16 tahun terakhir.
"Sulit untuk tidak setuju dengan alasan ini, tanpa ekspektasi yang masuk akal untuk konsolidasi fiskal dalam waktu dekat," kata Kepala Ekonom AS di Natixis Christopher Hodge, dikutip dari Reuters, Minggu (12/11/2023).
"Defisit akan tetap besar, dan karena biaya bunga mengambil bagian yang lebih besar dari anggaran beban utang akan terus bertambah," jelasnya.
Lembaga pemeringkat tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa polarisasi politik yang terus berlanjut di kongres umeningkatkan risiko bahwa anggota parlemen tidak akan dapat mencapai konsensus mengenai rencana fiskal untuk memperlambat penurunan keterjangkauan utang.
"Segala jenis respons kebijakan signifikan yang mungkin dapat kita lihat terhadap penurunan kekuatan fiskal ini mungkin tidak akan terjadi sampai 2025 karena realitas kalender politik tahun depan," kata Wakil Presiden Senior di Moody's, William Foster.
Langkah tersebut mengikuti penurunan peringkat oleh lembaga pemeringkat lain, seperti Fitch setelah berbulan-bulan pertikaian politik soal plafon utang AS.
Pengeluaran federal dan polarisasi politik telah menjadi perhatian para investor, berkontribusi pada aksi jual yang membawa harga obligasi pemerintah AS ke level terendah dalam 16 tahun terakhir.
"Sulit untuk tidak setuju dengan alasan ini, tanpa ekspektasi yang masuk akal untuk konsolidasi fiskal dalam waktu dekat," kata Kepala Ekonom AS di Natixis Christopher Hodge, dikutip dari Reuters, Minggu (12/11/2023).
"Defisit akan tetap besar, dan karena biaya bunga mengambil bagian yang lebih besar dari anggaran beban utang akan terus bertambah," jelasnya.
Lembaga pemeringkat tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa polarisasi politik yang terus berlanjut di kongres umeningkatkan risiko bahwa anggota parlemen tidak akan dapat mencapai konsensus mengenai rencana fiskal untuk memperlambat penurunan keterjangkauan utang.
"Segala jenis respons kebijakan signifikan yang mungkin dapat kita lihat terhadap penurunan kekuatan fiskal ini mungkin tidak akan terjadi sampai 2025 karena realitas kalender politik tahun depan," kata Wakil Presiden Senior di Moody's, William Foster.
(nng)
tulis komentar anda