Moskow Didesak Serius Hadapi Ancaman Energi yang Dilontarkan AS
Minggu, 03 Desember 2023 - 18:09 WIB
JAKARTA - Miliarder Rusia Oleg Deripaska mendesak pemerintah Rusia menanggapi serius ancaman Amerika Serikat (AS) yang berniat memotong separuh pendapatan energi Rusia pada 2030. Taipanalumunium itu mengutip sabotase tahun lalu terhadap jaringan pipa Nord Stream dan penggelinciran kereta api yang terjadi baru-baru ini di Siberia.
Dia mendesak Moskow untuk fokus pada jaringan transportasi dan infrastruktur pelabuhan di Timur Jauh Rusia, dan berinvestasi dalam pengembangan Koridor Transportasi Utara-Selatan di wilayah Kaspia. Dia mengatakan, Rusia sepenuhnya bertanggung jawab untuk menciptakan rute alternatif melalui arah Baltik dan Turki selama empat tahun. Dia pun menambahkan bahwa implementasi rencana tersebut harus dipantau setiap hari.
"Ancaman pemblokiran Selat Denmark dan Bosporus sudah disuarakan," tulis Deripaska di saluran Telegramnya seperti dilansir RT, Minggu (3/12/2023).
Awal pekan ini, seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Financial Times bahwa Washington akan menerapkan sanksi terhadap energi Rusia untuk tahun-tahun mendatang dengan tujuan mengurangi separuh pendapatan minyak dan gas Moskow pada tahun 2030.
Pada hari Rabu, sebuah kereta barang terbakar saat melewati terowongan Bessolov Severomuysky, terowongan terpanjang di Rusia, yang terletak di Buryatia. Harian bisnis Rusia RBC melaporkan, insiden tersebut disebabkan oleh alat peledak yang tidak dikenal.
Komite Investigasi Rusia sebelumnya membuka penyelidikan atas insiden serupa, di mana 19 gerbong barang yang membawa pupuk mineral tergelincir pada 11 November di Wilayah Ryazan, sekitar 200 km tenggara Moskow. Belakangan, kasus tersebut direklasifikasi sebagai "aksi teroris".
Awal pekan ini, lembaga penegak hukum melaporkan penangkapan seorang pria sehubungan dengan serangan tersebut, dan mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan atas nama Ukraina.
Beberapa media Barat sebelumnya melaporkan, mengutip sumber Ukraina yang tidak disebutkan namanya, bahwa agen yang bekerja untuk Dinas Keamanan Ukraina (SBU) telah meledakkan bahan peledak di terowongan kereta api di Siberia, menargetkan rute tersebut karena dugaan penggunaannya untuk mengangkut pasokan militer.
Pada bulan September 2022, jaringan pipa gas Nord Stream 1 dan 2, yang menghubungkan Rusia dan Jerman di bawah Laut Baltik, disabotase oleh ledakan. Berlin belum mengidentifikasi pelaku serangan tersebut, yang menurut Moskow didalangi oleh badan intelijen AS. Sementara itu, beberapa media Barat menyatakan bahwa jaringan pipa tersebut diledakkan oleh penyabot yang terkait dengan Ukraina.
Dia mendesak Moskow untuk fokus pada jaringan transportasi dan infrastruktur pelabuhan di Timur Jauh Rusia, dan berinvestasi dalam pengembangan Koridor Transportasi Utara-Selatan di wilayah Kaspia. Dia mengatakan, Rusia sepenuhnya bertanggung jawab untuk menciptakan rute alternatif melalui arah Baltik dan Turki selama empat tahun. Dia pun menambahkan bahwa implementasi rencana tersebut harus dipantau setiap hari.
"Ancaman pemblokiran Selat Denmark dan Bosporus sudah disuarakan," tulis Deripaska di saluran Telegramnya seperti dilansir RT, Minggu (3/12/2023).
Baca Juga
Awal pekan ini, seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Financial Times bahwa Washington akan menerapkan sanksi terhadap energi Rusia untuk tahun-tahun mendatang dengan tujuan mengurangi separuh pendapatan minyak dan gas Moskow pada tahun 2030.
Pada hari Rabu, sebuah kereta barang terbakar saat melewati terowongan Bessolov Severomuysky, terowongan terpanjang di Rusia, yang terletak di Buryatia. Harian bisnis Rusia RBC melaporkan, insiden tersebut disebabkan oleh alat peledak yang tidak dikenal.
Komite Investigasi Rusia sebelumnya membuka penyelidikan atas insiden serupa, di mana 19 gerbong barang yang membawa pupuk mineral tergelincir pada 11 November di Wilayah Ryazan, sekitar 200 km tenggara Moskow. Belakangan, kasus tersebut direklasifikasi sebagai "aksi teroris".
Awal pekan ini, lembaga penegak hukum melaporkan penangkapan seorang pria sehubungan dengan serangan tersebut, dan mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan atas nama Ukraina.
Beberapa media Barat sebelumnya melaporkan, mengutip sumber Ukraina yang tidak disebutkan namanya, bahwa agen yang bekerja untuk Dinas Keamanan Ukraina (SBU) telah meledakkan bahan peledak di terowongan kereta api di Siberia, menargetkan rute tersebut karena dugaan penggunaannya untuk mengangkut pasokan militer.
Pada bulan September 2022, jaringan pipa gas Nord Stream 1 dan 2, yang menghubungkan Rusia dan Jerman di bawah Laut Baltik, disabotase oleh ledakan. Berlin belum mengidentifikasi pelaku serangan tersebut, yang menurut Moskow didalangi oleh badan intelijen AS. Sementara itu, beberapa media Barat menyatakan bahwa jaringan pipa tersebut diledakkan oleh penyabot yang terkait dengan Ukraina.
(fjo)
tulis komentar anda