Ekonomi Indonesia Sudah Melewati Titik Kritis, Katanya
Minggu, 09 Agustus 2020 - 16:52 WIB
JAKARTA - Perekonomian Indonesia tampaknya sudah melewati titik terendah dan diharapkan pertumbuhan mulai pulih sebelum akhir tahun. Pertumbuhan ekonomi pada semester pertama 2020 rata-rata -1,2% secara tahunan, terlemah untuk seri data terbaru, dan menyusut untuk kali pertama semenjak krisis keuangan Asia.
Hingga akhir kuartal kedua dan kuartal ketiga, kebijakan pembatasan sosial berskala besar(PSBB) dilonggarkan di Jakarta dan provinsi lain secara bertahap dan kecepatannya disesuaikan dengan kondisi lokal.
Economist DBS Radhika Rao mengatakan, indikator mobilitas dan indikator frekuensi tinggi lain (PMI, sentimen, dan lain-lain) mengisyaratkan perbaikan berkat pelonggaran lockdown. Kasus gelombang kedua infeksi di beberapa bagian Asia menunjukkan tantangan pada masa depan. ( Baca juga:Bakal Banyak Disimpan, Gaji ke-13 Enggak Ngefek ke Ekonomi )
"Seperti digarisbawahi dalam catatan kami sebelumnya, penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Makanya, diperlukan kewaspadaan lebih tinggi dalam menahan kurva infeksi ketika aturan dicabut," kata Radhika saat dihubungi di Jakarta Minggu (9/8/2020).
Kuartal kedua kemungkinan menandai penurunan terdalam hasil perekonomian dan di perkirakan PDB headline (PDB yang disesuaikan dengan inflasi) kembali tumbuh pada kuartal IV dengan asumsi tingkat infeksi stabil, pembukaan kembali berlangsung cepat, dan pencairan dana pemerintah dipercepat.
"Untuk saat ini, kami mempertahankan perkiraan pertumbuhan kami pada -1,0% secara tahunan untuk 2020 walaupun masih ada risiko pelemahan," ujarnya.
Hingga akhir kuartal kedua dan kuartal ketiga, kebijakan pembatasan sosial berskala besar(PSBB) dilonggarkan di Jakarta dan provinsi lain secara bertahap dan kecepatannya disesuaikan dengan kondisi lokal.
Economist DBS Radhika Rao mengatakan, indikator mobilitas dan indikator frekuensi tinggi lain (PMI, sentimen, dan lain-lain) mengisyaratkan perbaikan berkat pelonggaran lockdown. Kasus gelombang kedua infeksi di beberapa bagian Asia menunjukkan tantangan pada masa depan. ( Baca juga:Bakal Banyak Disimpan, Gaji ke-13 Enggak Ngefek ke Ekonomi )
"Seperti digarisbawahi dalam catatan kami sebelumnya, penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Makanya, diperlukan kewaspadaan lebih tinggi dalam menahan kurva infeksi ketika aturan dicabut," kata Radhika saat dihubungi di Jakarta Minggu (9/8/2020).
Kuartal kedua kemungkinan menandai penurunan terdalam hasil perekonomian dan di perkirakan PDB headline (PDB yang disesuaikan dengan inflasi) kembali tumbuh pada kuartal IV dengan asumsi tingkat infeksi stabil, pembukaan kembali berlangsung cepat, dan pencairan dana pemerintah dipercepat.
"Untuk saat ini, kami mempertahankan perkiraan pertumbuhan kami pada -1,0% secara tahunan untuk 2020 walaupun masih ada risiko pelemahan," ujarnya.
(uka)
tulis komentar anda