Cadangan Emas Rusia Sentuh Rekor Baru, Nilainya Tembus Rp2.332 Triliun

Minggu, 17 Desember 2023 - 11:10 WIB
Cadangan emas Rusia melampaui rekor tertinggi sepanjang masa dalam hal moneter, yakni mencapai USD151,9 miliar atau setara Rp2.332 triliun. Foto/Dok Bloomberg
MOSKOW - Cadangan emas Rusia melampaui rekor tertinggi sepanjang masa dalam hal moneter, yakni mencapai USD151,9 miliar atau setara Rp2.332 triliun (Kurs Rp15.357 per USD) pada November 2023, menurut data terbaru yang dirilis oleh Bank of Russia . Stok melonjak 2,2% atau setara USD3,198 miliar secara month-over-month.



Namun secara fisik, cadangan emas Rusia menurun sekitar 16 ton menjadi 2.315 ton, untuk menjadi penyusutan beruntun dalam dua bulan terakhir. Di sisi lain terjadi peningkatan nilai yang disebabkan oleh kenaikan harga emas global.

Total emas internasional Rusia dan cadangan devisa berjumlah USD592,352 miliar pada Desember, dengan mata uang asing menyumbang USD412,261 miliar.Cadangan devisa Rusia terdiri dari emas moneter, Special Drawing Rights (SDR) di IMF, serta mata uang asing dan emas fisik yang disimpan di dalam negeri.





Seperti diketahui sekitar setengah dari cadangan devisa Rusia yang disimpan di luar negeri telah dibekukan oleh bank sentral Barat pada Maret 2022 sebagai bagian dari sanksi Barat atas konflik Ukraina. Aset yang tersisa terdiri dari emas dan mata uang asing, termasuk yuan China, disimpan di dalam negeri.

Sementara itu negara-negara Barat saat ini sedang mengerjakan mekanisme hukum yang memungkinkan penyitaan aset Rusia yang dibekukan untuk membantu Ukraina.

Awal tahun ini, laporan media muncul bahwa semakin banyak negara mulai memulangkan cadangan emas di tengah sanksi yang dikenakan pada Rusia. Hampir 60% responden dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh perusahaan investasi Invesco mengatakan pembekuan hampir setengah dari cadangan devisa Rusia telah membuat emas lebih menarik.

Sementara itu, pangsa bank sentral dan dana kekayaan negara yang memilih untuk menyimpan cadangan di negara mereka sebesar 68% dibandingkan dengan 50% pada tahun 2020.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More